Menaker Ajak Industri Media dan Pekerja Duduk Bersama Bahas PHK Massal Jurnalis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mei 2025, 19:20
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, menyampaikan kabar baik mengenai tersedianya 341.086 lowongan kerja berdasarkan data Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, menyampaikan kabar baik mengenai tersedianya 341.086 lowongan kerja berdasarkan data Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengajak pelaku industri media dan para pekerja di sektor tersebut untuk berdialog membahas peningkatan kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi secara massal di kalangan jurnalis.

"Kita sudah ketemu (Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid), dan action kita adalah kita akan buat sebuah FGD nanti bersama, baru mengundang teman-teman dari stakeholder terkait, termasuk para jurnalis, pihak industri media massa, dan seterusnya," kata Yassierli di sela kegiatan "Paradaya Movement 2.0" yang digelar di Jakarta pada Rabu, 28 Mei 2025.

Menaker menyebutkan bahwa forum tersebut akan menjadi ruang untuk menyampaikan keluhan, mengidentifikasi dampak, dan yang paling penting, merumuskan solusi bersama terhadap gelombang PHK yang kini melanda dunia jurnalistik.

"Tidak hanya diskusi, itu namanya disebut dengan dialog sosial," ucap Menaker Yassierli.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan akan segera membahas langsung persoalan PHK terhadap jurnalis di berbagai media bersama dengan Menteri Ketenagakerjaan.

Meutya mengakui bahwa industri media saat ini tengah berada dalam tekanan besar akibat gangguan dari transformasi digital. Karena itu, ia menilai penting peran pemerintah untuk hadir dalam memberikan dukungan terhadap keberlangsungan dunia media.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai perusahaan media mengalami tekanan bisnis yang cukup berat, hingga menyebabkan pemangkasan jumlah tenaga kerja termasuk jurnalis. Fenomena ini kembali menjadi sorotan dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah insiden emosional yang terjadi di layar kaca ketika seorang pembaca berita televisi harus menyampaikan perpisahan sambil menahan tangis.

(Sumber: Antara)

x|close