Ntvnews.id, Hanoi - Pemerintah Vietnam telah menghapus kebijakan lama yang membatasi setiap keluarga hanya boleh memiliki maksimal dua anak. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di negara tersebut.
Sejak tahun 1988, Vietnam melarang pasangan memiliki lebih dari dua anak, namun sekarang jumlah anak yang dimiliki diserahkan pada keputusan pasangan itu sendiri, menurut kantor berita Vietnam, Vietnam News Agency.
Dilansir dari AFP, Kamis, 5 Juni 2025, Vietnam telah mengalami tingkat kelahiran yang rendah selama tiga tahun berturut-turut, dengan angka fertilitas total menurun menjadi 1,91 anak per wanita pada tahun lalu, yang berada di bawah tingkat penggantian populasi, menurut laporan Kementerian Kesehatan Vietnam tahun ini.
Angka kelahiran tersebut turun dari 2,11 anak per wanita pada 2021 menjadi 2,01 pada 2022 dan 1,96 pada 2023.
Vaxa Juga: Viral Presiden Prancis Macron Ditoyor Istri Saat Kunjungan di Vietnam
Penurunan ini paling terlihat di daerah perkotaan yang lebih maju secara ekonomi, khususnya di kota besar seperti Hanoi dan Ho Chi Minh, yang disebabkan oleh meningkatnya biaya hidup.
Tran Minh Huong, seorang pekerja kantoran, mengatakan kepada AFP bahwa kebijakan pemerintah tidak berpengaruh besar baginya karena dia tidak berencana memiliki anak.
“Meski saya orang Asia dan masyarakat mengharapkan perempuan menikah dan punya anak, biaya membesarkan anak sangat tinggi,” ujar perempuan berusia 22 tahun itu.
Wakil Menteri Kesehatan, Nguyen Thi Lien Huong, dalam sebuah konferensi awal tahun ini, memperingatkan bahwa upaya mendorong keluarga untuk menambah jumlah anak semakin sulit, meskipun pemerintah telah melakukan penyesuaian kebijakan dan kampanye publik.
Ia menekankan bahwa penurunan angka kelahiran membawa tantangan besar bagi pembangunan sosial dan ekonomi jangka panjang, termasuk meningkatnya populasi lansia dan kekurangan tenaga kerja.
Baca Juga: Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Minta AS Berlakukan Tarif Setara Vietnam dan Bangladesh
Ia mengimbau masyarakat untuk mengubah pola pikir dari hanya fokus pada keluarga berencana menjadi pandangan yang lebih luas terkait populasi dan pembangunan negara.
Vietnam juga menghadapi masalah ketidakseimbangan jenis kelamin akibat preferensi historis terhadap anak laki-laki. Pada Selasa, 3 Juni 2025, Kementerian Kesehatan mengusulkan peningkatan denda saat ini menjadi US$3.800 untuk mengatasi praktik pemilihan jenis kelamin janin, menurut media pemerintah.
Meskipun ada perbaikan, rasio jenis kelamin saat lahir masih menunjukkan 112 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan.