Berubah Drastis! Ini Raja Ampat Sebelum dan Sesudah Ada Tambang Nikel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Jun 2025, 13:15
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Raja Ampat Rusak Gegara Tambang Nikel Raja Ampat Rusak Gegara Tambang Nikel (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Raja Ampat selama ini dikenal sebagai salah satu permata alam terakhir Indonesia. Dengan gugusan pulau karst yang eksotis, air laut sebening kaca, serta keanekaragaman hayati bawah laut yang luar biasa, kawasan ini bukan hanya surga bagi para penyelam, tapi juga pusat konservasi global.

Sebagai rumah bagi lebih dari 75 persen spesies karang dunia, Raja Ampat tak sekadar tempat wisata, melainkan warisan ekologis yang tak ternilai. Namun, harmoni alam itu kini mulai retak.

Seiring dimulainya aktivitas pertambangan nikel di sejumlah pulau seperti Gag, Gebe, Kawe, dan Manuran, wajah Raja Ampat perlahan berubah. Bukit hijau yang dulu menghiasi cakrawala kini terluka oleh galian tambang, dan debu industri mulai menggantikan desir angin laut.

Berdasarkan temuan Greenpeace, lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami telah rusak akibat eksploitasi tambang di kawasan tersebut. Sebelum tambang hadir, Raja Ampat adalah contoh ideal tentang bagaimana alam, budaya, dan pariwisata bisa berjalan beriringan.

Wisatawan dari seluruh penjuru dunia datang untuk menyelam di taman bawah lautnya, menyaksikan matahari terbit dari balik karst, dan merasakan kedamaian di desa-desa nelayan yang menjunjung tinggi kearifan lokal.

Namun kini, selain ekosistem yang terancam, potensi wisata berkelanjutan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat lokal pun ikut terguncang.

Isu ini mencuat ke permukaan nasional setelah aksi damai dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dalam forum Indonesia Critical Minerals Conference & Expo 2025. Saat Wakil Menteri Luar Negeri menyampaikan pidato, sejumlah aktivis membentangkan spanduk protes, menyuarakan satu pesan kuat: “Selamatkan Raja Ampat dari Tambang Nikel!”

Respon publik pun tak kalah lantang. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mencuit langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, "Pak Presiden Prabowo mohon segerah hentikan."

Gelombang tagar #SaveRajaAmpat terus menggema di media sosial, digaungkan oleh aktivis, pegiat lingkungan, hingga para konten kreator yang terpanggil untuk menyuarakan keresahan.

Kementerian Lingkungan Hidup melalui Menteri Hanif Faisol Nurofiq menyatakan akan segera melakukan inspeksi langsung ke lapangan. Jika ditemukan pelanggaran, ia menegaskan bahwa pemerintah tak segan menempuh jalur hukum.

"Kami akan segera ambil langkah-langkah hukum terkait dengan kegiatan di Raja Ampat setelah melalui kajian-kajian yang ada di kami," ujar Hanif.

Senada, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa juga menekankan pentingnya menjaga kawasan Raja Ampat yang berada tak jauh dari UNESCO Global Geopark. Pemerintah, katanya, telah memanggil Gubernur Papua Barat Daya untuk meminta klarifikasi soal aktivitas pertambangan tersebut.

x|close