Ntvnews.id, Washington DC - Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen serta akses kemanusiaan tanpa batas di Jalur Gaza.
Dilansir dari AFP, Sabtu, 7 Juni 2025, pemerintah AS beralasan bahwa resolusi tersebut dapat mengganggu proses diplomatik yang sedang berlangsung. Washington juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung Israel dalam forum PBB.
Pemungutan suara yang digelar pada Rabu, 4 Juni 2025 waktu setempat ini menjadi yang pertama kalinya dilakukan Dewan Keamanan PBB terkait konflik Gaza sejak November lalu.
"Amerika Serikat hari ini menyampaikan pesan tegas dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang justru kontraproduktif karena menyasar Israel," kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam pernyataan usai hasil voting menunjukkan 14 negara menyetujui dan hanya satu, yakni AS, yang menolak.
Baca Juga: Dukung Palestina, Suporter PSG: Kami Anak-anak Gaza!
Rubio menegaskan bahwa Washington tidak akan mendukung rancangan resolusi apa pun yang menyamakan Israel dengan Hamas atau yang mengesampingkan hak Israel untuk mempertahankan diri.
"AS akan tetap berdiri di belakang Israel dalam forum PBB," kata Rubio.
Isi resolusi itu menyerukan penghentian tembak-menembak secara permanen dan tanpa syarat di Gaza, yang harus dihormati oleh semua pihak.
Selain itu, draf tersebut juga menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lain secara bermartabat dan tanpa syarat. Resolusi juga meminta diakhirinya semua hambatan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.
Baca Juga: Setelah 81 Hari Blokade, 87 Truk Bantuan Akhirnya Masuk ke Gaza
Langkah veto dari AS ini menjadi tindakan pertama di Dewan Keamanan sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari lalu.
Keputusan tersebut menuai reaksi keras dari sejumlah anggota DK PBB. Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, menyatakan kekecewaannya terhadap hasil voting tersebut.
Kritik serupa juga disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia. Ia menyayangkan bahwa peluang lain untuk menunjukkan tanggung jawab Dewan Keamanan dalam menjaga perdamaian dan keamanan global, khususnya dalam konteks konflik Israel dan Palestina, kembali gagal dimanfaatkan.
Nebenzia menambahkan bahwa situasi ini menunjukkan dengan jelas siapa pihak yang sungguh-sungguh menginginkan perdamaian dan siapa yang masih bermain dalam strategi politik.