Bendera Iran ((Antara))
Ntvnews.id, Taheran - Otoritas Iran sejak 13 Juni, telah menangkap lebih dari 700 orang yang diduga sebagai mata-mata untuk Israel, dan tiga di antaranya telah dijatuhi hukuman mati atas tuduhan spionase.
Mengutip sumber dari badan intelijen dan keamanan Iran, penangkapan dilakukan di berbagai wilayah, termasuk provinsi Kermanshah, Isfahan, Khuzestan, Fars, dan Lorestan.
Dilansir dari Fars, Kamis, 26 Juni 2025, selain penahanan massal, Iran juga telah mengeksekusi tiga orang pria yang disebut sebagai agen mata-mata Mossad di Lembaga Pemasyarakatan Urmia, Provinsi Azerbaijan Barat, pada Rabu. Ketiganya diduga mencoba menyelundupkan perangkat keras ke Iran dengan menyamarkannya sebagai kiriman alkohol untuk melakukan aksi teror.
Situasi di kawasan Timur Tengah memanas sejak 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan besar terhadap Iran, menuduh Teheran menjalankan program senjata nuklir secara rahasia.
Baca Juga: Israel Dilanda Krisis Amunisi Usai 12 Hari Lancarkan Serangan ke Iran
Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise III, menargetkan fasilitas militer di wilayah Israel.
Pada 22 Juni, Amerika Serikat turut serta dalam konflik dengan menyerang tiga lokasi fasilitas nuklir Iran yang berada di Natanz, Fordow, dan Isfahan, memperkuat operasi militer Israel.
Setelah serangan tersebut, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran harus bersedia menghentikan perang, atau bersiap menghadapi konsekuensi yang jauh lebih berat.
Menanggapi peringatan itu, Iran pada Senin melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik Amerika Serikat di Qatar. Namun, dampaknya minim karena hampir seluruh rudal berhasil dicegat, tanpa menimbulkan korban jiwa.
Di malam harinya, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang mulai diberlakukan pada hari Selasa, 24 JUni 2025.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
