Israel Terus Mengelak Jadi Penyebab Kelaparan di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jul 2025, 05:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
 Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Kelaparan parah melanda wilayah Jalur Gaza, Palestina, yang terus menerus digempur oleh serangan Israel. Meski begitu, Israel justru mengeluarkan pernyataan yang dianggap tidak masuk akal dengan menyangkal adanya krisis kelaparan di wilayah tersebut.

Dilansir dari AFP, Rabu, 230 Juli 2025, kondisi di Jalur Gaza semakin memburuk, dan dalam beberapa pekan terakhir, lembaga-lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberikan peringatan keras mengenai risiko kelaparan yang bisa berujung pada kematian akibat minimnya pasokan bantuan kemanusiaan.

Desakan dari komunitas internasional pun meningkat, menuntut diberlakukannya gencatan senjata agar bantuan dapat disalurkan secara lebih luas dan efektif.

Baca Juga: Aktivis Kirim Lagi Kapal Baru untuk Dobrak Blokade Israel di Gaza Palestina

Namun demikian, pemerintahan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan keras menolak tuduhan bahwa mereka sengaja menjadikan kelaparan sebagai alat dalam strategi perang.

Sementara itu, dalam laporan BBC pada Senin, 28 Juli 2025, , kondisi di Gaza digambarkan sebagai "masa paling sulit sepanjang hidup saya. Ini adalah krisis besar yang dipenuhi penderitaan dan kekurangan ekstrem."

Walau para ahli ketahanan pangan global belum secara resmi menyatakan bahwa Gaza mengalami bencana kelaparan, badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa bencana kelaparan besar yang disebabkan oleh tindakan manusia sedang berlangsung di kawasan tersebut. Pemerintah Israel membantah bahwa mereka melakukan kontrol ketat terhadap distribusi pangan di wilayah Palestina.

Sejumlah jurnalis yang identitasnya disamarkan demi keselamatan mengungkapkan bahwa hal paling menyakitkan saat ini adalah ketidakmampuan untuk memberikan makanan kepada orang-orang tercinta, terutama anak-anak dan kelompok rentan.

Baca Juga: 58 Ribu Orang Tercatat Tewas di Gaza Buntun Agresi Militer Israel

Seorang juru kamera di Gaza yang memiliki empat anak menyampaikan bahwa salah satu anaknya yang menyandang autisme tidak bisa memahami situasi yang terjadi. “Dia tidak bisa berbicara dan tidak mengerti bahwa kami terjebak dalam perang,” katanya.

“Beberapa hari terakhir, dia sangat lapar hingga memukul perutnya sendiri sebagai cara untuk menunjukkan bahwa dia ingin makan.”

Sementara itu, seorang jurnalis muda yang bertugas di Gaza bagian selatan menceritakan bahwa ia menjadi penopang utama keluarganya, bertanggung jawab atas kebutuhan orang tua dan saudara-saudaranya. “Saya terus mencari cara untuk mendapatkan makanan bagi keluarga saya,” tuturnya.

x|close