KLH: Mikroplastik di Air Hujan Jadi Peringatan untuk Serius Tangani Sampah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 16:40
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq (kanan) dan Sestama KLH/BPLH Rosa Vivien Ratnawati menjawab pertanyaan wartawan usai Refleksi Satu Tahun KLH/BPLH di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025. ANTARA/Prisca Triferna Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq (kanan) dan Sestama KLH/BPLH Rosa Vivien Ratnawati menjawab pertanyaan wartawan usai Refleksi Satu Tahun KLH/BPLH di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025. ANTARA/Prisca Triferna (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menilai temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta menjadi tanda bahwa penanganan sampah di Indonesia, terutama di tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan sistem open dumping, harus segera ditangani secara serius.

"Ya bagaimana tidak mikroplastik kalau sampahnya ditumpuk semua. Yang (TPA) Bantargebang saja pasti mengontribusi mikroplastik cukup besar," kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq usai menghadiri Refleksi Satu Tahun KLH/BPLH di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.

Hanif menuturkan bahwa keberadaan mikroplastik di lingkungan bukanlah hal yang mengejutkan mengingat masih banyak TPA di berbagai daerah yang menumpuk sampah tanpa pengolahan lanjutan. Ia mencontohkan wilayah Jakarta yang masih mengandalkan sistem penimbunan di TPA Bantargebang.

"Dengan sampah yang menumpuk kena hujan, kena air, kena panas, pasti akan menimbulkan mikroplastik," ujarnya.

Baca Juga: Hujan di Jakarta Ternyata Mengandung Mikroplastik Beracun, Ini Penjelasan BRIN

Pemerintah, kata Hanif, telah mengambil langkah pengawasan dan penataan terhadap TPA open dumping dengan mendorong transformasi menuju sistem sanitary landfill. Sistem ini menutup sampah dengan tanah serta menggunakan lapisan lempung untuk mencegah pencemaran air lindi dan pipa untuk menyalurkan gas metana.

Ia menjelaskan, penutupan sistem terbuka ini diharapkan dapat menekan penyebaran mikroplastik di udara dan air hujan.

"Makanya sejak menjabat Pak Presiden minta TPA ditertibkan, ya kita sudah tertibkan, hampir seluruh kabupaten/kota sudah melakukan itu. Kecuali yang gede-gede seperti Bantargebang ini kayaknya agak susah menutupinya," kata Hanif.

Baca Juga: BRIN Temukan Mikroplastik Terkandung dalam Air Hujan Jakarta, Sebut Siklus Plastik Sudah Capai Langit

Sebelumnya, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova mengungkapkan hasil penelitian yang menemukan partikel mikroplastik pada air hujan di wilayah Jakarta.

Penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan mikroplastik terbentuk dari degradasi limbah plastik yang tidak sempurna dan menyebar melalui udara.

Menurut Reza, sumber mikroplastik tersebut berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka. Mikroplastik yang ditemukan berbentuk serat sintetis dan fragmen kecil plastik dari polimer seperti poliester, nilon, polietilena, polipropilena, hingga polibutadiena dari ban kendaraan.

Rata-rata terdapat sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari dalam sampel air hujan yang diambil di kawasan pesisir Jakarta.

(Sumber: Antara) 

x|close