Ia menegaskan bahwa pada saat kejadian, dirinya tidak masuk ke dalam rumah mobil dan tidak mengetahui bahwa dua orang lainnya bermaksud membunuh Harrison.
Pengacara Gutierrez berargumen bahwa tidak ada bukti fisik yang mengaitkan Gutierrez dengan TKP pada saat itu. Pengacaranya juga menekankan bahwa Gutierrez mengaku bersalah karena polisi mengancam akan menangkap istrinya dan mengirim anak-anaknya ke panti asuhan.
Setelah banding terakhirnya ditolak oleh pengadilan yang lebih rendah, Gutierrez mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS. Pada Selasa (16/7) waktu setempat, Mahkamah Agung memutuskan untuk menangguhkan eksekusi mati sementara mereka mempertimbangkan apakah akan menangani kasus tersebut.
Baca Juga: Geger Wanita Masuk Penjara Gegara Lakukan Hal Nyeleneh Ini di Pesawat
Perintah Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa jika mereka memutuskan untuk tidak mengadili kasus Gutierrez, maka penundaan eksekusi mati akan "berhenti secara otomatis".
Ini bukan pertama kalinya Mahkamah Agung AS memberikan penangguhan hukuman pada menit-menit terakhir terhadap Gutierrez. Pada tahun 2020, pengadilan menangguhkan eksekusi mati terhadap Gutierrez setelah otoritas Texas menolak permintaannya untuk menghadirkan seorang pendeta di ruang eksekusi.