Menurut laporan Arriyadiyah, baju putih memang sudah menjadi bagian dari kebiasaan Renard di lapangan. Saat bersama Green Falcons, Renard juga nyaris tidak pernah mengenakan warna lain.
Ritual itu diketahui bermula dari final Piala Afria 2015 saat Renard masih menjadi pelatih Pantai Gading. Saat itu, timnya tengah berhadapan dengan Ghana. Partai puncak berlangsung sengit dan harus dilanjutkan lewat drama adu penalti setelah kedua tim tak mencetak gol hingga 120 menit.
Pantai Gading sempat tertinggal setelah dua penendang pertama mereka gagal mencetak gol. Namun mereka berhasil bangkit dan memenangkan pertandingan dengan skor 9-8. Sejak saat itu, Renard enggan mengganti warna bajunya saat mendampingi timnya bertanding di lapangan.
"Di final 2015, kami melewatkan dua penalti pertama tapi kami bisa menang. Apakah Anda ingin saya mengenakan baju merah saat Piala Afrika berikutnya?" ujar Renard kepada TV3 Ghana.
Renard juga pernah ditanya mengenai ritual baju putih ini saat menukangi Maroko tahun 2016.
"Saya selalu mengenakan baju putih karena itu membawa keberuntungan untukku," kata Renard menjawab pertanyaan Sport Channel Maroko. "Saya tidak pernah kalah dalam 15 pertandingan di Piala Afrika, jadi saya memilih untuk terus memakainya," sambung Renard menambahkan.
Bersama baju putihnya, Renard tidak hanya sukses membawa Pantai Gading juara Piala Afrika 2015. Dalam turnamen itu, pasukannya juga tampil luar biasa tanpa kalah satu pertandingan pun.