FIFA Sanksi PSSI Rp400 Juta Gegara Ulah Oknum Suporter Timnas Indonesia saat Lawan Bahrain

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Mei 2025, 12:55
thumbnail-author
Zaki Islami
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
La Grande Indonesia Hadirkan Koreografi Garuda di SUGBK La Grande Indonesia Hadirkan Koreografi Garuda di SUGBK (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi mendapatkan sanksi keras dari Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) akibat ulah oknum suporter Timnas Indonesia yang melakukan tindakan diskriminatif terhadap Bahrain.

Seperti disampaikan Exco PSSI, Arya Sinulingga, bahwa perbuatan diskriminatif yang dilakukan oknum suporter Timnas Indonesia terjadi di menit ke 80 tepatnya di sektor 19 stadion yang berada di tribun selatan dan utara.

Baca Juga: PSSI Disanksi FIFA Usai Suporter Timnas Indonesia Lakukan Tindakan Diskriminatif saat Lawan Bahrain

Sebagai bentuk teguran keras, FIFA memberikan sanksi kepada PSSI mencapai kurang lebih Rp400 juta. Selain itu juga, FIFA meminta untuk mengurang jumlah penonton Timnas Indonesia sebanyak 15 persen.

Staf Khusus (Stafsus) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono). Staf Khusus (Stafsus) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono).

"Akibatnya, pertama PSSI didenda hampir setengah miliar sekitar Rp400 juta lebih. Kemudian yang kedua, PSSI dinyatakan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas, dengan menutup sekitar 15 persen dari kursi yang tersedia," kata Arya Sinulingga, Minggu 11 Mei 2025.

Meskipun mendapatkan pengurangan 15 persen dari kursi penonton. FIFA juga memberikan alternatif lain seperti yaitu kursi tersebut yang berada di tribun utara dan selatan kepada penonton perempuan atau keluarga dengan membentang sepanjang anti rasisme.

"Tapi FIFA juga memberikan alternatif boleh saja yang 15 persen itu diberikan, tapi kepada komunitas anti diskriminasi, komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan," beber Arya Sinulingga.

x|close