Sementara itu, baterainya yang diproduksi oleh CATL Qilin 2.0, mampu memberikan daya hingga 800 kW saat baterai di level 20 persen dan mendukung pengisian cepat 5.2 C, sehingga memberikan kinerja yang andal.
Selain itu, baterai ini memiliki sistem pendingin permukaan ganda, yang meningkatkan efisiensi pendinginan hingga 60 persen, yang sangat penting untuk berkendara dengan kecepatan tinggi.
Bodi SU7 Ultra berbahan serat karbon, menurunkan beratnya menjadi 1.900 kg, lebih ringan dibandingkan varian SU7 lain. Namun, versi produksi nantinya diperkirakan tidak akan menggunakan serat karbon penuh karena biaya tinggi.
Menurut perkiraan Goldman Sachs, Xiaomi SU7 Ultra akan mencapai penjualan sekitar 4.000 unit pada 2025 dengan harga rata-rata RMB 800.000 (sekitar Rp1,76 miliar).
Xiaomi sendiri menargetkan produksi 20.000 unit SU7 bulan ini, dengan proyeksi mencapai 100.000 unit sebelum akhir tahun.
Apakah Xiaomi sukses memboyong kecepatan dan inovasi teknologi mutakhir ke dalam dunia otomotif lewat SU7 Ultra, masih harus dinantikan.