Saat ini, Agus menjelaskan bahwa dirinya belum dapat membeberkan rincian mengenai bentuk atau besaran insentif untuk kendaraan hybrid. Namun, ia optimis jika proses pembahasan berjalan lancar, insentif tersebut dapat diterapkan pada awal tahun depan.
"Saya yakin ini akan segera terlaksana. Jika sudah ada kesepakatan internal dari pemerintah, saya rasa pemberlakuannya bisa efektif mulai awal tahun depan. Kami berusaha memastikan konsepnya sudah siap tahun ini," ungkap Agus.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengungkapkan bahwa industri otomotif saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan.
Baca juga: Bahlil Ungkap Skema Subsidi BBM Hampir Rampung, Tunggu Persetujuan Presiden
Ia menilai bahwa tingginya suku bunga dan rencana kenaikan pajak, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dapat menghambat laju pertumbuhan industri otomotif.
Karena itu, Gaikindo berharap agar pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian, dapat memberikan stimulus untuk menjaga kestabilan pasar kendaraan di Indonesia.
"Kelangsungan industri otomotif di Indonesia sangat penting dan perlu dijaga. Kami sangat berharap perhatian dari pemerintah, terutama dari Kemenperin, untuk memberikan kemungkinan adanya stimulus guna menjaga pasar kendaraan di Indonesia," ujar Nangoi.