Baterai Hyundai Ioniq 5 Masih Prima Setelah Menempuh 580.000 Km

Ntvnews.id, Jakarta - Penurunan baterai merupakan tantangan besar bagi pemilik mobil listrik karena biaya penggantian bisa sangat tinggi, mencapai puluhan ribu dolar tergantung model dan kapasitas. 

Namun, kisah pemilik Hyundai Ioniq 5 asal Korea Selatan (Korsel), Lee Young-Heum, justru memberikan kabar menggembirakan.

Dilansir dari Carscoops, Sabtu, 3 Mei 2025, dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun, Lee telah menempuh jarak luar biasa sejauh 580.000 kilometer (sekitar 360.000 mil) dengan Ioniq 5 miliknya.

Menariknya, setelah perjalanan panjang itu, kondisi baterainya masih bertahan pada kapasitas 87,7 persen.

Hal ini memicu minat dari Hyundai-Kia Research Institute, yang kemudian menawarkan untuk mengganti baterai dan motor mobil Lee secara gratis guna menganalisis kinerja komponen setelah penggunaan ekstrem.

Peneliti Hyundai menyebut hasil tersebut menunjukkan daya tahan tinggi, terutama karena Lee kerap menggunakan pengisian cepat, metode yang biasanya mempercepat penurunan performa baterai.

Yoon Dal-Young dari Hyundai menjelaskan kendaraan seperti milik Lee sangat berguna dalam menguji prediksi teknis. 

"Kami butuh data dunia nyata untuk mencocokkan model prediksi kami, dan kendaraan dengan jarak tempuh tinggi sangat penting dalam proses ini," katanya.

Sebelumnya, Hyundai biasa menggunakan armada taksi untuk riset serupa. Namun, Ioniq 5 milik Lee menjadi kendaraan dengan jarak tempuh tertinggi yang pernah mereka evaluasi dalam model tersebut.

Efisiensi Perawatan dan Penghematan Biaya

Lee membandingkan pengalamannya mengendarai Ioniq 5 dengan masa lalu saat masih menggunakan mobil bermesin pembakaran internal (ICE). 

Dia mengaku harus mengganti oli setiap 15 hari karena intensitas penggunaan yang tinggi. Selain itu, berbagai komponen mesin dan sistem penggerak sering kali perlu diganti.

Sebaliknya, Ioniq 5 hanya membutuhkan perawatan ringan seperti penggantian komponen habis pakai. Hyundai bahkan membandingkan biaya pemeliharaan Ioniq 5 dengan SUV Tucson bermesin bensin 1,6 liter turbo. 

Dalam jarak tempuh setara, Tucson memerlukan 66 kali penggantian oli, 8 kali penggantian busi, dan sejumlah servis lainnya dengan total biaya antara US$8.612 (sekitar Rp141,89 juta) hingga US$9.330 (Rp153,72 juta).

Untuk Ioniq 5, total biayanya hanya sekitar US$1.076 (Rp17,72 juta). Dari segi konsumsi energi, Ioniq 5 juga jauh lebih hemat.

Pengisian daya diperkirakan hanya memakan biaya sekitar US$35.882 (Rp591,19 juta) dibandingkan kebutuhan bahan bakar Tucson yang bisa mencapai US$57.412 (Rp945,91 juta), selisih sekitar US$21.530 (Rp354,72 juta).

Meski sangat andal, mobil ini sempat mengalami masalah setelah menempuh 650.000 km. Sistem pengisian daya lambatnya berhenti berfungsi, yang diyakini karena usia komponen yang sudah mencapai batas. 

Namun, secara keseluruhan, kendaraan tetap beroperasi dengan baik dan telah melampaui 671.000 km. Kini, setelah berganti pekerjaan, Lee tidak lagi berkendara sejauh sebelumnya.

Namun, kisahnya menjadi bukti nyata daya tahan kendaraan listrik, dan betapa besar penghematan yang bisa diperoleh dalam jangka panjang.