Pertamina: Vivo dan BP Sepakat Lanjutkan Pembahasan Kerja Sama Impor BBM

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Okt 2025, 14:29
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Pengemudi angkutan kota mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo saat peresmiannya di Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 26 Oktober. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/pri. Arsip foto - Pengemudi angkutan kota mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo saat peresmiannya di Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 26 Oktober. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) serta PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk, selaku pengelola SPBU bp, telah sepakat untuk melanjutkan pembahasan kerja sama impor bahan bakar minyak (BBM) ke tahap yang lebih teknis.

“Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.

Menurut Roberth, tahap lanjutan pembahasan tersebut mencakup penyusunan dokumen pernyataan yang berkaitan dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta kepatuhan terhadap regulasi, termasuk pernyataan terkait antimonopoli, pencegahan pencucian uang, dan penyuapan.

Selain itu, badan usaha pengelola SPBU swasta akan menyampaikan rincian kebutuhan komoditas, membahas kesepakatan mengenai spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum kerja sama.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Sarankan Pertamina Bangun Kilang Baru untuk Kurangi Impor BBM

“Selanjutnya, Pertamina akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang memenuhi kebutuhan seluruh badan usaha serta key term, termasuk penunjukan joint surveyor, untuk dikonfirmasi oleh badan usaha swasta terkait,” jelasnya.

Jika badan usaha swasta memberikan persetujuan, proses akan dilanjutkan ke tahap pengadaan komoditas melalui sistem lelang. Pemenang lelang kemudian akan diumumkan kepada pihak swasta dengan memperhatikan penyedia kargo, harga terbaik, dan volume kargo.

Setelah kesepakatan mengenai pemenang pengadaan tercapai, pembahasan akan berlanjut pada aspek komersial dan pelaksanaan inspeksi bersama.

"Tahap akhir adalah pengiriman kargo yang telah disepakati, yang dijadwalkan berlangsung sekitar pekan ketiga Oktober,” kata Roberth.

Ia menegaskan bahwa seluruh proses tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara ketiga badan usaha swasta, karena pengiriman kargo dilakukan dalam satu pengadaan terpadu, bukan secara terpisah.

Sementara itu, Exxon dan Shell disebut belum dapat melanjutkan pembahasan kerja sama. Shell masih perlu melakukan koordinasi dengan kantor pusat, sedangkan Exxon akan meninjau kebutuhan impor untuk November karena persediaan BBM yang masih mencukupi.

“Semangat kolaborasi berdasarkan niat baik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat ini perlu disikapi dengan bijak dan positif, sesuai arahan dari pemerintah,” tutup Roberth. 

(Sumber: Antara)

x|close