Ramai Desakan ke Macron untuk Bubarkan Parlemen Usai Pengunduran Diri PM Lecornu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Okt 2025, 05:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin sebuah konferensi untuk membahas pembentukan negara Palestina. Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin sebuah konferensi untuk membahas pembentukan negara Palestina. (Antara)

Ntvnews.id, Paris - Pemimpin fraksi partai sayap kanan National Rally di parlemen Prancis, Marine Le Pen, mendesak Presiden Emmanuel Macron untuk segera membubarkan parlemen menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Sebastien Lecornu.

"Saya mendesaknya untuk membubarkan Majelis Nasional, karena kita sudah berada di ujung jalan, tidak ada solusi lain... Keputusan paling bijak dalam situasi seperti ini sudah diatur dalam Konstitusi Prancis: kembali ke kotak suara," kata Le Pen kepada BFMTV, sebagaiman dikutip dari AFP, Selasa, 7 Oktober 2025.

Sebelumnya, Istana Elysee mengonfirmasi bahwa Lecornu telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Macron, dan presiden menerima permintaan tersebut. Le Pen menilai keputusan Lecornu sebagai langkah yang tepat. Ia bahkan menilai pengunduran diri Macron akan menjadi tindak lanjut yang logis, meskipun tidak secara eksplisit menyerukan hal tersebut.

"Jika dia memutuskan untuk mundur, itu juga akan menjadi langkah bijak. Tidak diragukan lagi, pembubaran parlemen tak terhindarkan," ujar Le Pen.

Baca Juga: Kepala Basarnas Imbau Publik Tak Perdebatkan Penemuan Potongan Tubuh Korban di Ponpes Sidoarjo

Sementara itu, Macron menegaskan pada akhir Agustus lalu bahwa dirinya tidak akan mundur sebelum masa jabatannya berakhir pada 2027.

Sebelum mengajukan pengunduran diri, Lecornu sempat mengumumkan hampir rampungnya susunan kabinet baru, sekitar sebulan setelah ia diangkat sebagai perdana menteri pada September. Namun, langkah tersebut justru memicu kritik keras dari partai-partai oposisi utama.

Pengunduran diri Lecornu yang baru menjabat kurang dari sebulan menjadikannya perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat di Prancis dalam lebih dari enam dekade. Peristiwa ini juga memperdalam krisis politik yang tengah mengguncang pemerintahan Macron.

Sejak Macron terpilih kembali pada 2022, Prancis sudah mengalami pergantian lima perdana menteri. Pendahulu Lecornu, Francois Bayrou, sebelumnya juga mundur pada awal September setelah kehilangan dukungan di parlemen terkait rencana penghematan yang diajukan pemerintah.

x|close