Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah China mulai mengevakuasi sekitar 400.000 warga di Shenzhen serta menghentikan sementara layanan kereta api sebagai langkah antisipasi kedatangan Topan Ragasa yang diperkirakan mendarat di pesisir Provinsi Guangdong pada 24 September.
Menurut laporan South China Morning Post, Senin, 22 September 2025, Ragasa menjadi topan ke-18 yang melanda China pada tahun ini. Kota-kota di wilayah selatan dan timur tengah negara itu kini bersiap menghadapi dampak badai besar tersebut.
Wang Changxiao, Direktur Departemen Pencegahan Bencana Biro Manajemen Darurat Shenzhen, menegaskan bahwa pemindahan penduduk dari kawasan rawan banjir menjadi prioritas pemerintah kota.
Baca Juga: Badai Landa Australia: 35.000 Rumah Padam, Penerbangan di Sydney Terganggu
Sementara itu, stasiun televisi nasional CCTV memberitakan bahwa layanan kereta cepat maupun reguler di Guangdong akan dihentikan mulai 23 September pukul 08.00 waktu setempat. Seluruh perjalanan kereta antarprovinsi juga akan diberhentikan pada 24 September dan baru kembali beroperasi secara bertahap pada 25 September.
Topan Ragasa diperkirakan membawa dampak besar di sejumlah provinsi. Pada Selasa 23 September, hujan deras disertai angin kencang diprediksi akan melanda Taiwan, Guangdong, Fujian, Guangxi, serta provinsi Jiangsu dan Anhui.
Badan Meteorologi China pun mengeluarkan peringatan darurat dan meminta pemerintah daerah segera melakukan langkah mitigasi, termasuk mengosongkan bangunan berisiko roboh, membatalkan kegiatan di luar ruangan, hingga menghentikan aktivitas berbahaya di wilayah pegunungan.
(Sumber: Antara)