Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Palestina menyatakan dukungan terhadap langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam upayanya mengakhiri perang yang tengah berkecamuk di Jalur Gaza. Palestina juga menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Washington dan berbagai pihak terkait guna mewujudkan perdamaian yang komprehensif di kawasan.
“Negara Palestina menyambut baik upaya tulus dan penuh tekad Presiden Donald J. Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan menegaskan keyakinannya atas kemampuannya untuk menemukan jalan menuju perdamaian,” demikian isi pernyataan kepresidenan yang dikutip dari kantor berita resmi Palestina, WAFA, Selasa, 30 September 2025,
Dalam pernyataannya, kepresidenan Palestina menegaskan pentingnya menjalin kemitraan erat dengan Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian di kawasan, serta memperbarui “komitmen bersama untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat, negara-negara di kawasan, dan mitra untuk mengakhiri perang di Gaza melalui perjanjian yang komprehensif.”
Palestina menilai, kesepakatan menyeluruh sangat diperlukan agar bantuan kemanusiaan dapat tersalurkan secara memadai ke Jalur Gaza. Selain itu, perjanjian tersebut juga diharapkan mencakup pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, pembentukan mekanisme perlindungan bagi warga sipil Palestina, serta penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Pernyataan itu juga menekankan bahwa kesepakatan damai harus menjamin penyatuan wilayah dan lembaga pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, serta mengakhiri seluruh bentuk pendudukan.
Langkah ini, menurut Palestina, menjadi dasar menuju perdamaian yang adil berdasarkan solusi dua negara, di mana negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dapat hidup berdampingan dengan Israel dalam suasana aman, damai, dan saling menghormati sesuai dengan prinsip legitimasi internasional.
Sebelumnya, pada Senin, 29 September 2025, Presiden Trump mengumumkan rencana perdamaian berisi 20 poin dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Rencana tersebut menargetkan penghentian perang di Gaza yang telah berlangsung hampir satu tahun.
Dalam rencana itu, Trump mengusulkan sejumlah langkah, termasuk pembebasan tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, pelucutan senjata Hamas secara menyeluruh, serta pembentukan komite teknokratis dan non-politis dari pihak Palestina untuk memerintah wilayah Gaza pascaperang.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina di Jalur Gaza, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan udara tanpa henti membuat wilayah tersebut nyaris tidak dapat dihuni dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang parah, termasuk kelaparan yang meluas.
(Sumber: Antara)