Ntvnews.id, Jakarta — Pemerintah mengupayakan percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) di lokasi terdampak bencana di Sumatera. Percepatan pembangunan huntara ini untuk mengakomodasi warga yang rumahnya terdampak bencana dan masih tinggal di pengungsian.
“Saat ini sudah masuk fase transisi darurat ke pemulihan. Makanya, yang perlu percepatan sekarang adalah masalah huntara,” kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, dalam konferensi pers penanganan bencana wilayah Sumatera di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025.
Baca Juga: Trump Klaim Tak Perlu Restu Kongres untuk Serangan Darat ke Venezuela
Dia mengatakan tantangan membangun huntara cukup beragam. Di beberapa daerah bahkan masih perlu perataan dan pengerasan tanah. Namun, dia mengatakan penyelesaian huntara akan dipercepat.
“Satu huntara estimasi bisa dilaksanakan dalam tiga hari,” ujarnya.
Pembangunan hurtara akan dilakukan di tiga provinsi terdampak bencana, yakni di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Pemerintah mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) (Istimewa)
Di Aceh, BNPB memantau ada tiga lokasi yang bisa dijadikan lahan untuk huntara, yakni di Kecamatan Meureudu, Pidie. Di Sumatera Utara ada 40 huntara yang saat ini mulai dibangun.
Sedangkan di Sumatera Barat pembangunan huntara relatif berjalan lancar. BNPB bahkan menargetkan huntara bisa selesai dalam kurun satu bulan. “Satu bulan ke depan huntara bisa terpenuhi. Jadi, ini menjadi kebutuhan mendesak bagi Sumbar,” kata Raditya.
Selain huntara, ada korban terdampak bencana yang ingin langsung dibuatkan hunian tetap (huntap). Adapula yang memilih untuk menerima dana tunggu harian, seperti warga terdampak bencana di Padangpanjang, Koto Tinggi, dan Mentawai.
Pemerintah mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) (Istimewa)