Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan dimulainya tahap pertama produksi dan rencana ekspansi fasilitas produksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) oleh PT LBM Energi Baru Indonesia di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.
Pabrik tersebut merupakan proyek yang terwujud melalui rencana kemitraan investasi strategis antara konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan New Energy Technology Co., Ltd. (Changzhou Liyuan), salah satu produsen dan pemasok LFP terbesar di dunia.
"Sebagaimana sering disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak boleh lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah," ucap Luhut dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).
Investasi ini diharapkan akan berperan penting dalam memenuhi permintaan global terhadap baterai LFP, yang didorong oleh semakin meningkatnya penetrasi kendaraan listrik di seluruh dunia.
Baca juga: Bertemu Joe Biden, Luhut Yakinkan AS Bahwa Prabowo Bakal Lanjutkan Kebijakan Jokowi
"Kita harus menciptakan nilai tambah di negeri sendiri, membangun industri hilir yang kuat, dan menempatkan diri sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global," ungkap Luhut.
"Hilirisasi bukan hanya kata-kata, tetapi strategi besar untuk mempercepat kemajuan Indonesia terutama di sektor yang akan mendominasi masa depan ekosistem kendaraan listrik," sambungnya.
Investasi bersama yang direncanakan sebesar USD 200 juta atau Rp3,13 triliun yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 30.000 ton pada fase I, yakni yang saat ini sedang dalam pelaksanaan produksi percontohan, menjadi 90.000 ton pada fase II, yang diharapkan akan dimulai pada tahun 2025.
Kemitraan strategis ini berfokus pada bahan katoda LFP yang mewakili nilai tambah tertinggi dalam rantai nilai baterai, sehingga memungkinkan fasilitas ini untuk memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh pasar yang berkembang tersebut.
Baca juga: Prabowo Buat Jokowi Terharu Saat Paripurna Terakhir di IKN, Diungkap Luhut
Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan melayani pasar senilai sekitar USD 10 miliar dalam bahan aktif katoda LFP, sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi transisi global menuju energi bersih.
Investasi ini juga merupakan bukti daya tarik Indonesia sebagai negara untuk hilirisasi rantai pasok.
"Ini bukan sekadar pabrik, tetapi juga fondasi dari ekosistem EV Indonesia yang terintegrasi. Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia," jelasnya.
CEO Changzhou Liyuan, Shi Junfeng, menyatakan, PT LBM Energi Baru Indonesia adalah produsen katoda pertama di luar China, dimana pengoperasian tahap awalnya memiliki arti penting bagi peningkatan keamanan pasokan dari rantai pasok energi baru global.
Baca juga: Luhut Titip Pesan Kawal Investasi Buat Pimpinan KPK yang Baru
"Proyek ini akan memungkinkan Changzhou Liyuan dan INA untuk mencapai kerja sama strategis yang lebih erat. Ke depannya, Changzhou Liyuan akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pembangunan Indonesia dan industri energi baru global." ucapnya