IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Merosot Dekati Rp16.000 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2024, 09:57
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
IHSG (Antara) IHSG (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu 4 Desember 2024 berpeluang bergerak menguat seiring optimisme window dressing pada bulan Desember 2024.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 2,08 poin atau 0,03 persen ke posisi 7.198,10.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,32 poin atau 0,04 persen ke posisi 869,65.

"Peluang melanjutkan kenaikan masih terbuka mengingat hari perdagangan yang minim pada bulan terakhir 2024," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.

Dari dalam negeri, secara historis, IHSG seringkali mencatatkan kinerja positif pada bulan Desember, pasar tampaknya mulai optimis kembali, yang mana prospek Desember cenderung cerah akibat adanya potensi fenomena window dressing yang membuat pasar semakin yakin IHSG dapat lebih stabil pada Desember 2024.

Baca juga: Realme Neo7 Nongol di Geekbench, Diotaki Dimensity 9300+

Dari regional, IHSG pada hari ini akan dibayangi oleh sentimen negatif dari keputusan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di negeri Ginseng pada Selasa (04/12) malam waktu setempat, beberapa jam setelahnya, keputusan darurat militer dibatalkan oleh Yoon atas desakan parlemen Korea Selatan.

Dari mancanegara, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Selasa (4/12) menunjukkan bahwa lowongan kerja pada Oktober 2024 lebih tinggi dibandingkan September 2024, dengan total 7,74 juta atau melebihi perkiraan Dow Jones sebesar 7,5 juta.

Rilis tersebut merupakan awal dari serangkaian data yang dijadwalkan pada pekan ini, yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kekuatan pasar tenaga kerja.

Puncaknya adalah laporan ketenagakerjaan AS November 2024 yang akan dirilis pada Jumat (6/12), yang muncul menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 17-18 Desember.

Berdasarkan FedWatch Tool CME, futures suku bunga The Fed menunjukkan peluang sekitar 72 persen bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, indeks di bursa Wall Street AS berfluktuatif pada perdagangan hari Selasa (03/12), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi saat penutupan dengan kenaikan sebesar 0,05 persen dan ditutup pada 6.049,88, indeks Nasdaq Composite naik 0,40 persen ke 19.480,91 mencatatkan rekor intraday baru setelah saham Apple mencapai titik tertinggi dalam 52 pekan terakhir, namun, Dow Jones Industrial Average melemah 76,47 poin atau 0,17 persen berakhir di level 44.705,53.

Baca juga: Rusia Hingga AS Pantau Situasi Korsel Usai Darurat Militer

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 89,00 poin atau 0,23 persen ke level 39.159,86, indeks Shanghai melemah 13,22 poin atau 0,39 persen ke posisi 3.365,59, indeks Kuala Lumpur menguat 7,83 poin atau 0,49 persen ke posisi 1.614,79, dan indeks Straits Times menguat 19,78 poin atau 0,52 persen ke 3.805,91.

Bergeser ke nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (4/12) turun 28 poin atau 0,18 persen menjadi Rp15.974 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.946 per dolar AS.

Halaman
x|close