Ntvnews.id, Jakarta - Media televisi nasional, Nusantara TV, menyelenggarakan acara penganugerahan NTV CEO Awards perdana di Ballroom Raffles Hotel, Jakarta, pada Rabu malam, 4 Desember 2024. Acara ini merupakan apresiasi dari NTV bagi para pemimpin eksekutif (Chief Executive Officers) yang dinilai berhasil memimpin dan mengarahkan korporasinya menjadi lebih baik dan berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.
Acara NTV CEO Awards ini dihadiri Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, dan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, memberikan Keynote Speech dalam acara NTV CEO Awards 2024 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu malam, 4 Desember 2024. (Nusantara TV)
Penyelenggaraan acara ini menjadi salah satu upaya NTV sebagai media nasional untuk turut berkontribusi dalam perkembangan dunia bisnis dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ini sejalan dengan upaya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meningkatkan perekonomian nasional yang ditargetkan mencapai delapan persen pada 2029.
Presiden Komisaris NT Corp dan Nusantara TV, Nurdin Tampubolon, mengatakan sektor bisnis perlu terus mendorong kolaborasi supaya target pertumbuhan ekonomi itu tercapai. Pemimpin eksekutif menjadi salah satu faktor penting di dalamnya.
“Mari bersama para CEO, kita berjuang untuk Indonesia, untuk Merah Putih, membantu Presiden Prabowo mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, mencapai delapan persen nanti,” kata Nurdin.
Presiden Komisaris NTCORP dan Nusantara TV, Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, memberikan cinderamata kepada Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, dalam acara NTV CEO Awards 2024 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu malam, 4 (Nusantara TV)
Dalam sambutannya di pembukaan NTV CEO Awards 2024, Hashim mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memang menargetkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sebesar delapan persen atau bahkan lebih. Indonesia dinilai harus bisa menjadi negara maju.
Untuk mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut, diperlukan kesiapan pasokan energi. Pemerintah berencana menambah kapasitas pembangkit listrik yang besar, mencapai 103 gigawatt, dalam periode 15 tahun. Sumber terbesar elektrifikasi ini berasal dari energi baru dan terbarukan, energi nuklir, dan gas. “Ini menjadi tantangan para CEO untuk mengambil kesempatan ini. Sebagai investor, operator, supplier, vendor dan lain-lain,” kata Hashim.