MKI: Investasi di Sektor Kelistrikan akan Massif Dipicu Rencana Presiden Prabowo Bangun 100 Gigawatt

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Des 2024, 14:41
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Wakil Ketua I Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Chairani Rachmatullah dalam NTV Insight di Nusantara TV/tangkapan layar NTV Wakil Ketua I Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Chairani Rachmatullah dalam NTV Insight di Nusantara TV/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Jakarta - Rencana pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 Gigawatt yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto diyakini akan membuat investasi yang masuk ke Indonesia semakin massif.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua I Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Chairani Rachmatullah saat menjadi narasumber dalam Dialog NTV Insight di Nusantara TV, Selasa (17/12/2024). Dialog yang membahas tema 'Potensi Bisnis Ketenagalistrikan Nasional' juga menghadirkan satu narasumber lainnya yakni Lektor Program Magister Manajemen FE Bisnis UI Triza Mudita.

"Saya kira investmen di sektor ketenagalistrikan akan masif. Pemerintah melalui Utusan Presiden Bidang Energi dan Climate Pak Hasyim kan sudah menyampaikan in the next 15 year kita akan bangun 100 Gigawatt," kata Chairani Rachmatullah menjawab pertanyaan presenter Donny de Keizer soal potensi investasi dalam pembangunan ketenagakelistrikan di Indonesia.

"Dan dalam 100 Gigawatt itu 75% adalah EBT ya Energi Baru Terbarukan. Energi baru 75% itu besar sekali. 75 Gigawatt. Indonesia hari ini daya terpasangnya kelistrikannya itu 80 Gigawatt yang bangun dalam 79 tahun. Sekarang kita mau mengejar dalam 15 tahun dengan kapasitas yang sama," imbuhnya.

Chairani memastikan akan dilakukan upaya-upaya akselerasi untuk mencapai target 100 Gigawatt tersebut. Agar bisa menopang target pertumbuhan ekonomi minimal 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo.

"Diakselerasi karena kita menargetkan pertumbuhan ekonomi yang juga besar. Which is possible melihat posisi kita saat ini dibandingkan negara-negara lain," ujarnya.

Karena tak mungkin negara yang membiayai semua, kata Chairani, maka perlu mengundang investor.

Halaman
x|close