Ntvnews.id
"Makanya kita berharap peluang ini bisa dimanfaatkan betul oleh industri untuk bisa masuk ke dalam proses baru (resetting)ekonomi global ini," kata dia ditemui usai acara Bazar Ramadhan 2025 di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.
"Industri mamin salah satunya menurut saya menjadi keunggulan kita untuk bisa mengisi kebutuhan pasokan pangan maupun pasokan makanan minuman global. Mudah-mudahan ini juga di-support oleh bahan-bahannya," katanya.
Baca juga: Sosok Faisol Riza, Politisi PKB Anak Buah Cak Imin yang Bakal Bantu di Kabinet Prabowo
Peneliti Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ragimun, menekankan pentingnya memperbanyak diversifikasi produk olahan nonmigas serta mencari atau memperkuat pasar ekspor baru untuk menjaga keseimbangan neraca dagang Indonesia.
Saat dihubungi di Jakarta pada Senin, 17 Maret 2025, ia menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS atau setara Rp52,4 triliun (kurs Rp16.380) pada Februari 2025. Capaian ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan sektor pengolahan nonmigas di dalam negeri.
"Ya bagus surplus, apalagi sektor nonmigas. Berarti menunjukkan beberapa komoditas sedang mengalami rising star. Hanya saja biasanya negara tujuannya itu-itu saja, seperti Amerika Serikat, China atau India," katanya.
Meskipun tercatat surplus, nilai keuntungan perdagangan Indonesia mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yang mencapai 3,45 miliar dolar AS atau setara Rp56,5 triliun.
(Sumber: Antara)