Wamenperin: Reset Ekonomi Global, Peluang Indonesia Perkuat Perdagangan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Mar 2025, 14:59
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza ditemui usai acara Bazar Ramadhan 2025 di Jakarta. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza ditemui usai acara Bazar Ramadhan 2025 di Jakarta. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menilai bahwa Indonesia dapat memanfaatkan momentum 'penataan ulang' (resetting) ekonomi global untuk meningkatkan kualitas neraca dagang, sehingga memberikan lebih banyak keuntungan bagi negara.

"Makanya kita berharap peluang ini bisa dimanfaatkan betul oleh industri untuk bisa masuk ke dalam proses baru (resetting)ekonomi global ini," kata dia ditemui usai acara Bazar Ramadhan 2025 di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.

Menurutnya, Amerika Serikat (AS) dan China saat ini sedang melakukan resetting dalam sektor perdagangan. Indonesia dapat memanfaatkan kondisi ini dengan mengisi pasar di negara-negara yang terdampak akibat perubahan ekonomi global. 

Salah satu langkah untuk memanfaatkan peluang pasar sekaligus memperkuat neraca dagang adalah dengan mendorong ekspor produk makanan dan minuman (mamin), mengingat sektor ini termasuk dalam industri unggulan Indonesia. 

"Industri mamin salah satunya menurut saya menjadi keunggulan kita untuk bisa mengisi kebutuhan pasokan pangan maupun pasokan makanan minuman global. Mudah-mudahan ini juga di-support oleh bahan-bahannya," katanya. 

Baca juga: Sosok Faisol Riza, Politisi PKB Anak Buah Cak Imin yang Bakal Bantu di Kabinet Prabowo

Peneliti Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ragimun, menekankan pentingnya memperbanyak diversifikasi produk olahan nonmigas serta mencari atau memperkuat pasar ekspor baru untuk menjaga keseimbangan neraca dagang Indonesia.

Saat dihubungi di Jakarta pada Senin, 17 Maret 2025, ia menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS atau setara Rp52,4 triliun (kurs Rp16.380) pada Februari 2025. Capaian ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan sektor pengolahan nonmigas di dalam negeri.

"Ya bagus surplus, apalagi sektor nonmigas. Berarti menunjukkan beberapa komoditas sedang mengalami rising star. Hanya saja biasanya negara tujuannya itu-itu saja, seperti Amerika Serikat, China atau India," katanya.

Meskipun tercatat surplus, nilai keuntungan perdagangan Indonesia mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yang mencapai 3,45 miliar dolar AS atau setara Rp56,5 triliun.

(Sumber: Antara) 

x|close