Indonesia Jadi Negara Spam Call Nomor 2 di Dunia, Ini Respons Menkomdigi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Mei 2025, 04:48
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin. (ANTARA/ Kementerian Komdigi)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memberikan tanggapan mengenai posisi Indonesia yang berada di peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah panggilan spam terbanyak di dunia.

Ia menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan penataan ulang terkait penggunaan kartu SIM di Indonesia.

"Makanya kemarin kan kita mau ngatur SIM card ya," ujar Meutya kepada para jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

Oleh karena itu, Meutya meminta masyarakat untuk memberikan dukungan atas kebijakan tersebut. Ia menegaskan bahwa tujuan pengaturan itu bukan untuk mempersulit, melainkan sebagai langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Ajak Perempuan Ciptakan Ruang Digital Aman Bagi Anak Indonesia

"Jadi mohon dukungan, jadi ketika kita mengatur itu bukan ingin menyulitkan masyarakat, di antaranya kita meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga, itu harus dilakukan pemutakhiran data oleh operator," jelasnya.

Ia juga menganjurkan masyarakat untuk mulai beralih dari SIM card fisik ke e-SIM, karena hal tersebut merupakan bagian dari upaya perlindungan data pribadi.

"Karena ada data biometrik yang dilakukan untuk memastikan bahwa orang ini benar dengan NIK yang tepat, gitu ya. Jadi tidak ada atau meminimalisir pencurian data. Jadi mungkin itu kita akan melakukan tata kelola SIM card," tambah Meutya.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Global Call Threat Report 2023 dari perusahaan keamanan digital berbasis di Amerika Serikat, tercatat bahwa 56,5 persen panggilan yang diterima oleh pengguna di Indonesia tergolong sebagai spam.

Baca Juga: Maruli Siahaan Gantikan Meutya Hafid, Andika Satria Wasisto Gantikan Nusron Wahid di DPR

Persentase ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat spam tertinggi kedua di dunia, hanya sedikit di bawah Chile yang mencatatkan 57 persen.

Posisi berikutnya ditempati oleh Argentina dan Hong Kong dengan angka masing-masing 56 persen, serta Brasil dengan 46 persen.

Spam dalam laporan ini didefinisikan sebagai panggilan yang tidak diinginkan, termasuk yang berisi penipuan atau gangguan. Studi tersebut juga menemukan bahwa secara global, satu dari empat panggilan dari nomor tak dikenal tergolong sebagai spam.

x|close