Kemkomdigi Blokir Sementara Archive.org Karena Ada Konten Judol dan Pornografi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Mei 2025, 15:41
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
komdigi komdigi (Komdigi)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) resmi melakukan pemblokiran sementara terhadap situs Internet Archive (archive.org).

Kebijakan ini diambil sebagai respons atas temuan konten ilegal berupa perjudian online (judol) dan materi pornografi yang beredar bebas di platform tersebut.

Langkah ini bukan tanpa dasar. Menurut Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, tindakan pemblokiran dilakukan secara terukur, melalui proses hukum, dan setelah upaya komunikasi resmi yang tidak mendapat tanggapan dari pihak platform.

“Langkah ini bukan sekadar pemblokiran. Juga tidak diambil dengan gegabah. Kami telah berupaya berkomunikasi dengan pihak Internet Archive melalui surat resmi sebanyak beberapa kali, namun tidak mendapat respons yang memadai. Jadi langkah cepat harus diambil untuk menjaga ruang digital tetap sehat dan aman bagi masyarakat,” kata dia, Kamis, 29 Mei 2025.

Kemkomdigi menegaskan bahwa keputusan ini bukan tindakan gegabah. Sebelum memblokir, pemerintah telah melalui tahapan panjang, mulai dari analisis konten, pemberitahuan resmi, hingga koordinasi internal.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Alexander Sabar <b>((Antara))</b> Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Alexander Sabar ((Antara))

“Kami tidak pernah tiba-tiba menekan tombol blokir. Ada proses panjang yang kami tempuh, termasuk memberikan waktu kepada platform untuk merespons dan menindaklanjuti temuan kami,” katanya.

Sebagai platform digital berskala global, Internet Archive memiliki tanggung jawab untuk menghormati regulasi negara tempat mereka beroperasi.

Meski diakui sebagai salah satu arsip digital terbesar dunia, nilai edukatif tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk mengabaikan hukum lokal.

Temuan konten bermuatan pornografi dan perjudian online menjadi perhatian utama pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), kedua jenis konten tersebut termasuk pelanggaran serius yang berdampak negatif, terutama bagi generasi muda.

“Ruang digital kita tidak boleh jadi ladang subur konten yang merusak. Kami di Kemkomdigi punya mandat untuk menertibkan itu, dan setiap langkah yang kami ambil adalah demi perlindungan publik,” ujar Alexander.

Selain konten bermasalah tersebut, Kemkomdigi juga menemukan indikasi pelanggaran hak kekayaan intelektual (HAKI) dalam bentuk penyimpanan karya digital tanpa izin yang sah.

komdigi <b>(Komdigi)</b> komdigi (Komdigi)

Kemkomdigi menekankan bahwa pemblokiran ini bukan permanen. Akses terhadap Internet Archive akan dipulihkan setelah konten ilegal dibersihkan dan sistem moderasi diperkuat.

Pemblokiran terhadap platform digital bukanlah hal asing dalam konteks global. Negara seperti Tiongkok, Rusia, India, hingga Turki juga pernah melakukan hal serupa terhadap Internet Archive, karena alasan pelanggaran hukum domestik.

"Tiongkok sudah memblokir sejak 2012, Rusia pernah blokir selama dua tahun, India memblokir sebagian akses karena konten sensitif, Turki juga sempat membatasi. Jadi ini bukan hal yang aneh dalam konteks pengelolaan kedaulatan digital,” ujar Alexander.

Kemkomdigi menyatakan komitmennya untuk terus mengawasi ekosistem digital secara adil dan progresif, namun tetap mengedepankan dialog. Semua platform global dipersilakan hadir dan berkontribusi, asal menghormati regulasi nasional.

“Komunikasi tetap terbuka. Kami ingin platform-platform seperti Internet Archive terus hadir, tetapi hadir dengan etika dan kepatuhan. Kami ingin ruang digital Indonesia menjadi tempat yang aman, bermanfaat, dan berdaya saing,” ujarnya.

“Pada akhirnya, yang kami jaga bukan sekadar sistem atau teknologi, tetapi manusia di balik layar, anak-anak kita, keluarga kita, generasi masa depan,” pungkasnya.

x|close