Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), terus membuka pintu kerja sama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) di tanah air. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam pernyataan resminya pada Jumat, 30 Mei 2025.
Sebagai langkah konkret, Nezar mengadakan pertemuan dengan Prof. Dawn Song dari University of California, Berkeley, seorang akademisi ternama di bidang AI dan keamanan digital yang telah mengantongi berbagai penghargaan internasional atas kontribusinya.
“Pertemuan bilateral hari ini dengan Prof. Dawn Song dari UC Berkeley salah satunya mendiskusikan tentang penting adanya semacam jaringan institut keamanan AI untuk mendorong upaya bersama dalam memastikan pengembangan kecerdasan buatan yang aman dan etis,” ujar Nezar Patria.
Ia menambahkan, jaringan ini diharapkan bisa menjadi sarana kolaboratif yang melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, dan pelaku industri. Selain itu, pertemuan juga membahas pentingnya mendukung riset mengenai penyelarasan AI, transparansi, ketahanan sistem, serta mitigasi risiko yang mungkin muncul.
Baca Juga: Kemkomdigi Blokir Sementara Archive.org Karena Ada Konten Judol dan Pornografi
Menurut Nezar, jaringan tersebut berpotensi menjadi platform pertukaran pengetahuan yang mencakup praktik terbaik, standar keselamatan, hingga harmonisasi regulasi di tingkat global.
“Kami juga mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab melalui pembangunan kapasitas, keterlibatan publik, dan pengembangan kebijakan,” jelasnya.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut, ia menekankan perlunya fondasi kuat berupa kebijakan yang dibangun atas dasar riset empiris, kolaborasi lintas disiplin ilmu, dan benchmark dari praktik internasional terbaik.
“Rekomendasi utama yang baik untuk dilakukan di Indonesia adalah memanfaatkan riset teknis untuk membentuk kerangka regulasi terkait keamanan, privasi, dan akuntabilitas AI. Kedua, perlu adanya badan penasihat yang terdiri atas ilmuwan AI, ahli etika, pakar hukum, masyarakat sipil dan spesialis bidang terkait,” terang Nezar.
Baca Juga: Indosat Tunjuk Wamen Komdigi Nezar Patria Sebagai Komisaris Utama
Ia juga menyoroti pentingnya menyelaraskan strategi nasional kecerdasan buatan dengan standar dan prinsip global, seperti yang dirumuskan oleh OECD, Prinsip Hiroshima dari G7, serta Badan Penasihat AI di bawah PBB.
Topik-topik strategis lainnya yang turut dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi pengembangan talenta digital, penguatan ilmu data, keamanan siber, dan infrastruktur data nasional.
“Kita akan menjajagi terus kerja sama global terkait dengan AI di Indonesia, termasuk dengan UC Berkeley,“ pungkas Nezar.
(Sumber: Antara)