Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) masih mencatatkan surplus di tengah kebijakan tarif impor.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, total nilai neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat pada April 2025 mencapai US$1,12 miliar.
"Jadi total nilai ekspor ke Amerika Serikat di bulan April 2025 adalah sebesar US$2,08 miliar dan total nilai impor dari Amerika Serikat di bulan April 2025 ini adalah sebesar US$0,96 miliar," ucap Pudji, Senin, 2 Mei 2025.
Lebih lanjut, Amerika Serikat merupakan negara penyumbang surplus terbesar dengan nilai US$5,44 miliar pada Januari hingga April 2025.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini
Baca juga: BPS: Impor RI April 2025 di Angka 20,59 Miliar Dolar AS, Naik 21,84 Persen Dibanding 2024
Komoditas pendorong surplus tersebut adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$1,25 miliar, alas kaki sebesar US$838,4 juta, serta pakaian dan aksesorisnya (rajutan) sebesar US$801,4 juta.
Ada pun Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$0,16 miliar pada April 2025.
Surplus ini ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar US$1,51 miliar.
Baca juga: Kepala BGN: Minyak Jelantah dari Makan Bergizi Bernilai Tinggi
Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah yang pertama bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja.
Negara kedua penyumbang surplus terbesar adalah India sebesar US$3,98 miliar dan disusul oleh Filipina sebesar US$2,92 miliar.
Sementara negara penyumbang defisit terdalam adalah Tiongkok sebesar US$6,28 miliar, Singapura sebesar US$2,41 miliar dan Australia sebesar US$1,75 miliar.