Ntvnews.id, Jakarta - Sapi bernama Viatina-19 FIV Mara Moveis dinobatkan sebagai sapi termahal yang pernah dilelang di dunia oleh Guinness World Records.
Dilansir dari Reuters, Senin, 9 Juni 2025, Proses lelang berlangsung di Brasil, dan harga sapi ini tercatat tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya. Dengan bobot mencapai 1.100 kilogram, Viatina-19 memiliki ukuran hampir dua kali lipat dari rata-rata sapi dewasa dalam rasnya.
Meskipun Brasil memiliki ratusan juta ekor sapi, Viatina-19 tetap menonjol berkat penampilannya yang besar dan tubuhnya yang putih bersih seperti salju. Nilainya diperkirakan mencapai USD 4 juta atau sekitar Rp 65 miliar.
Karena nilainya yang sangat tinggi, sapi ini dijaga ketat oleh petugas keamanan bersenjata dan diawasi kamera. Di beberapa ruas jalan, sang pemilik bahkan memasang baliho khusus untuk mempromosikan keistimewaan Viatina-19 serta mengundang masyarakat melihat langsung “sapi super” ini.
Baca Juga: Desa Batur Viral! Catat Kurban Terbanyak se-Indonesia 197 Sapi dan 523 Domba!
Meskipun para ilmuwan iklim menyerukan pengurangan konsumsi daging sapi demi mengurangi emisi gas rumah kaca dan deforestasi Amazon, industri peternakan tetap menjadi pilar penting ekonomi Brasil. Viatina-19 menjadi simbol dari keberhasilan program pemuliaan jangka panjang di negeri itu hasil dari upaya intensif menciptakan sapi dengan kualitas daging unggul.
Sapi ini bukan untuk dikonsumsi, melainkan untuk tujuan reproduksi. Peternak mengekstrak telur dan sperma dari hewan juara tersebut untuk menghasilkan embrio yang kemudian ditanam pada sapi lain, dengan harapan tercipta keturunan berkualitas tinggi. Viatina-19 dimiliki oleh konsorsium peternak kaya yang berinvestasi besar dalam pembibitan unggulan.
“Kami tidak menyembelih sapi elit seperti ini. Kami membiakkannya, dan pada akhirnya, sapi-sapi ini akan membantu memberi makan dunia,” ujar salah satu pemiliknya, Ney Pereira.
Harga tinggi Viatina-19 mencerminkan kualitas genetiknya yang luar biasa: pertumbuhan otot yang cepat, kesuburan tinggi, serta kemampuan menurunkan sifat-sifat unggul kepada anak-anaknya.
Peternak juga memperhatikan berbagai aspek seperti struktur tubuh, kekuatan kuku, perilaku, dan tampilan keseluruhan. Bahkan, satu sel telur dari Viatina-19 bisa dihargai sekitar USD 250.000 atau lebih dari Rp 4 miliar oleh peternak yang ingin meningkatkan mutu ternak mereka.
Baca Juga: Rayakan Idul Adha, Presiden Bagikan 985 Sapi Kurban ke Seluruh Indonesia
“Dia adalah spesimen paling mendekati kesempurnaan. Dia adalah sapi lengkap yang memiliki semua sifat yang diidamkan para peternak,” kata dokter hewan lokal, Lorrany Martins.
Sebagian besar sapi di Brasil sekitar 80% tergolong dalam jenis Zebu, subspesies dari India yang memiliki ciri khas punuk dan lipatan kulit di leher. Viatina-19 berasal dari ras Nelore, yang memang dibesarkan khusus untuk produksi daging, bukan susu.
Dengan lebih dari 230 juta ekor sapi, Brasil merupakan negara dengan populasi sapi potong terbesar di dunia. Sayangnya, perluasan lahan peternakan kerap menjadi penyebab utama penggundulan hutan Amazon, yang melepaskan karbon dalam jumlah besar. Selain itu, sapi juga menghasilkan gas metana, yang jauh lebih merusak iklim dibandingkan karbon dioksida.
Meskipun upaya seperti peningkatan genetika ternak dapat mempercepat waktu pemotongan dan mengurangi dampak lingkungan, solusi ini tetap memiliki keterbatasan.
Di sisi lain, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berusaha memperluas pasar ekspor daging sapi negaranya. Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, ia bahkan meminta wakil presidennya mengajak sang PM makan steak di restoran terbaik di Sao Paulo.
“Ajak Perdana Menteri Fumio makan steak di tempat terbaik, supaya minggu depan dia mulai mengimpor daging sapi kita,” ucap Lula dalam pernyataannya.