Indonesia Pamerkan Keberhasilan AI-RAM di Panggung Internasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Jun 2025, 05:00
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Dalam acara 3rd UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, Rabu, 25 Juni, Indonesia diwakili oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria (dua kiri) Dalam acara 3rd UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, Rabu, 25 Juni, Indonesia diwakili oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria (dua kiri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Rabu, 25 Juni, Pemerintah Indonesia membagikan capaian penerapan metodologi penilaian kesiapan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology/AI-RAM) dalam ajang bergengsi 3rd UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence yang berlangsung di Bangkok, Thailand. 

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, yang mewakili Indonesia dalam sesi tingkat tinggi bertajuk 'From Readiness Assessment to Enhanced Institutional, Technical and Human Capacities on AI', turut membagikan berbagai pembelajaran dari implementasi nasional AI-RAM yang telah berhasil diselesaikan.

“AI-RAM membantu kami menilai secara komprehensif status AI kami di berbagai dimensi hukum, sosial, ilmiah, ekonomi, dan teknologi. Hasil utamanya adalah tercapainya pemahaman kolektif atas kebutuhan dan harapan yang beragam,”kata Nezar Patria melalui keterangan resmi yang diterima, pada Rabu, di Jakarta. 

Nezar menjelaskan bahwa pemahaman bersama mengenai AI-RAM dibentuk melalui serangkaian lokakarya lintas sektor yang digelar di berbagai kota, seperti Jakarta, Aceh, Balikpapan, dan Makassar.

Dalam prosesnya, ia juga mengungkap sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan waktu yang memengaruhi proses seleksi pakar serta kurangnya representasi data dari beragam wilayah di Indonesia. Ia menekankan bahwa meskipun AI-RAM banyak menyoroti aspek adopsi teknologi, pendekatan strategis yang mengarah pada kedaulatan digital juga perlu menjadi perhatian utama.

"Langkah paling signifikan ke depan adalah melengkapi ini dengan mengevaluasi kesiapan kita untuk kedaulatan teknologi digital, sebuah penilaian strategis yang lebih dalam dan penting untuk masa depan kita di lanskap digital global,” ujarnya. 

Baca juga: Tanggapan Komdigi tentang Konten AI Soal Raja Ampat yang Sempat Viral

Dalam sesi tersebut, Indonesia menegaskan urgensi pendidikan etika AI, partisipasi aktif masyarakat sipil, serta perlunya kebijakan nyata di sektor-sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, dan reformasi birokrasi.

Indonesia juga mendorong penguatan kerja sama regional yang berlandaskan nilai, serta pertukaran pengetahuan antarnegara Selatan-Selatan. Tak hanya itu, Indonesia mengusulkan agar penilaian dampak etika menjadi bagian integral dalam setiap inisiatif AI di level multilateral.

Sesi ini dipandu oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor Regional Multisektor UNESCO di Jakarta, dan dihadiri oleh para pejabat tinggi dari berbagai negara, termasuk Comoros, Malaysia, Malawi, Montenegro, Maldives, Somalia, Uganda, Kuba, Laos, dan Botswana.

Forum Etika AI UNESCO tahun ini menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi global demi memastikan bahwa kemajuan teknologi selaras dengan prinsip hak asasi manusia, keadilan sosial, dan pembangunan berkelanjutan.

"Indonesia berkomitmen untuk terus memainkan peran strategis dalam ekosistem AI global, khususnya bagi negara-negara global south," ucapnya. 

Baca juga: Wamenkomdigi Nezar Patria Bahas Strategi Tata Kelola AI Indonesia di London Tech Week 2025

(Sumber: Antara) 

x|close