Makanan Ringan RI Raup Potensi Transaksi Rp36 Miliar di Dubai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 20:12
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Salah satu peserta asal Indonesia yang mengikuti pameran Internationale Süßwarenmesse Middle East (ISM Middle East) pada 15-17 September 2025, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Salah satu peserta asal Indonesia yang mengikuti pameran Internationale Süßwarenmesse Middle East (ISM Middle East) pada 15-17 September 2025, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai mencatat Indonesia berhasil meraih potensi transaksi senilai 2,13 juta dolar AS atau sekitar Rp35,30 miliar untuk produk makanan ringan dan kembang gula dalam pameran Internationale Süßwarenmesse Middle East (ISM Middle East) di Dubai, Uni Emirat Arab.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan partisipasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi produk makanan ringan Indonesia di pasar global.

“Pasar UEA yang besar sangatlah menjanjikan karena didorong oleh populasi multikultural, permintaan konsumen muda akan inovasi produk dan rasa, tren gaya hidup sehat, pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata, serta keberadaan ritel luring dan daring,” ujar Puntodewi di Jakarta, Selasa, 23 September 2025.

Baca Juga: Purbaya Tanggapi KPK Soal Potensi Kredit Fiktif dalam Dana Rp200 Triliun

Ia menambahkan, posisi Dubai sebagai hub perdagangan dunia menjadikannya pintu gerbang ideal untuk distribusi produk ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Konsul Jenderal RI Dubai Denny Lesmana juga menekankan bahwa Dubai memiliki daya tarik besar bagi pelaku usaha internasional.

“Kebijakan kepemilikan asing hingga seratus persen dalam berusaha tanpa perlu adanya mitra lokal juga menjadi daya tarik tersendiri yang membuat roda perekonomian UEA berputar cepat dan membuat persaingan menjadi sangat kompetitif,” kata Denny.

Dalam pameran tersebut, Indonesia menghadirkan enam pelaku usaha, mulai dari perusahaan besar hingga UMKM, dengan ragam produk seperti permen, cokelat, camilan tradisional, hingga makanan sehat. Selain itu, Kemendag juga memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mengikuti sesi penjajakan bisnis (business matching) dengan calon pembeli internasional.

Baca Juga: Kasus Kuota Haji, KPK Ungkap Oknum Kemenag Diduga Minta Uang Berjenjang

Kepala ITPC Dubai Widy Haryono menuturkan, business matching menjadi strategi penting untuk memperkuat merek makanan ringan Indonesia di pasar global.

“Mengikuti business matching ini sangat penting untuk membangun kesadaran konsumen akan kualitas serta keanekaragaman produk makanan ringan dan kembang gula Indonesia yang diproduksi sesuai standar internasional,” ujar Widy.

Ia menambahkan, potensi pasar UEA semakin besar sejak diberlakukannya Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE CEPA) pada 1 September 2023. Perjanjian ini membuat tarif masuk produk makanan ringan Indonesia menjadi nol persen.

Selain itu, menurut Widy, status Indonesia sebagai negara mayoritas muslim dengan sertifikasi halal yang diakui internasional turut menjadi faktor penting keberhasilan ekspor produk makanan ringan dan kembang gula ke pasar UEA.

Baca Juga: Viral Video Kepala Kemenag NTB Lempar Mikrofon, Zamroni Azis Akhirnya Minta Maaf

(Sumber: Antara)

x|close