Purbaya: Ekonomi Global Mulai Membaik Meski Ketidakpastian Masih Tinggi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2025, 15:57
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan outlook ekonomi global membaik meski ketidakpastian tinggi. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan outlook ekonomi global membaik meski ketidakpastian tinggi.

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan outlook ekonomi global membaik meski ketidakpastian tinggi.

Adapun tensi geopolitik seperti konflik dagang China-Amerika Serikat (AS) masih terjadi seiring shutdown pemerintahan AS.

Bendahara Negara itu membeberkan indikator dari proyeksinya tersebut. Dimana menurutnya, PMI global tetap ekspansif yang mencerminkan keberlanjutan aktivitas manufaktur, termasuk di kawasan Asia. 

Bahkan India, Arab Saudi, dan Thailand, dilaporkan mencatat ekspansi manufaktur yang solid sementara beberapa negara maju mulai melambat.

"Ekspansi pasar juga mencerminkan peluang tinggi penurunan suku bunga oleh The Fed. Ini bisa menjadi katalis positif bagi aliran modal ke emerging market, termasuk ke Indonesia," ucap Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Oktober 2025, Selasa 14 Oktober 2025.

Baca juga: Menkeu Purbaya: Defisit APBN Rp371,5 Triliun per September

Meski demikian, Menkeu menegaskan bahwa Indonesia saat ini harus tetap waspada. 

Hal tersebut karena sentimen global sangat rentan terhadap fakta non-ekonomi, termasuk kebijakan fiskal AS yang berdampak pada fluktuasi harga emas sebagai 'safe haven'.

Kondisi pasar keuangan global saat ini menurutnya juga menunjukkan pemulihan yang relatif stabil, didukung oleh rendahnya tensi perang dagang serta ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate oleh Bank Sentral AS.

"Meski rupiah masih terdepresiasi 2,8 persen secara year-to-date, kita lihat penguatan signifikan pada IHSG sebesar 16,6 persen. To the moon katanya, nanti 2030," bebernya.

Di sisi lain, yield SBN 10 tahun turun tajam sebesar 88 basis points (bps), jauh lebih dalam dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.

Baca juga: Menkeu Purbaya Ungkap APBN Tekor Rp371,5 T per September 2025

Hal ini menjadi sinyal positif bahwa persepsi risiko terhadap Indonesia makin menurun, sekaligus mencerminkan efektifitas bauran kebijakan nasional dalam menjaga stabilitas dan daya tarik pasar surat utang domestik.

"Kalau Anda lihat di situ, yieldnya turun 88 basis points. Jadi kepercayaan pada surat utang kita bagus. Untuk saya ini untung, karena kalau nanti kita terbitkan surat utang bunganya lebih murah. Jadi cost of capital saya lebih rendah dibanding sebelumnya," ungkapnya.

Menurutnya ini menggambarkan kepercayaan investor asing dan domestik terhadap masa depan ekonomi Indonesia dianggap stabil.

x|close