Bahlil Lahadalia Ungkap Arahan Prabowo Soal 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp600 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Nov 2025, 16:41
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah tengah mempercepat pelaksanaan program hilirisasi nasional di berbagai sektor. Hal ini disampaikan usai rapat bersama Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 6 November 2025.

"Hari ini kami rapat sama Bapak Presiden (Prabowo), khususnya menyangkut dengan percepatan hilirisasi. Nah, hilirisasi ini baik di sektor perikanan, kemudian di sektor pertanian, dan di sektor energi dan mineral batubara,” ujar Bahlil.

Ia menjelaskan, dari hasil pembahasan tersebut, pemerintah menargetkan seluruh tahapan finalisasi 18 proyek hilirisasi yang telah selesai pra-feasibility study (pra-FS) bisa dituntaskan tahun ini.

"Tadi kami sudah membicarakan setelah pulang dari Cilegon, arahan Bapak Presiden dari 18 proyek yang sudah selesai pra-FS dan sudah dibicarakan dengan Danantara, tadi Pak Rosan juga, kita akan selesaikan di tahun ini untuk semuanya dan di 2026 langsung pekerjaan di lapangan bisa berjalan,” jelasnya.

Baca Juga: Bahlil: Pabrik Petrokimia Lotte di Cilegon Akan Tekan Impor Hingga 70 Persen

Menurut Bahlil, total nilai investasi dari proyek-proyek tersebut hampir mencapai Rp600 triliun. Ia menilai percepatan ini bukan hanya berdampak pada penyerapan tenaga kerja, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia <b>(NTVnews.id)</b> Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (NTVnews.id)

"Dengan kita melakukan percepatan 18 proyek yang nilai investasinya hampir 600 triliun, maka ini akan menciptakan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan produk-produknya itu menjadikan sebagai substitusi impor. Salah satu di antaranya adalah menyangkut dengan DME,” tegas Bahlil.

Baca Juga: AHY Targetkan Kontribusi Sektor Maritim Naik Jadi 9,1 Persen pada 2029

Ia menambahkan, kebutuhan energi nasional seperti LPG yang terus meningkat menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk mempercepat pembangunan industri dalam negeri.

"Kita tahu bahwa tadi kita baru habis resmikan di Cilegon itu kita membutuhkan LPG kurang lebih sekitar 1,2 juta ton per tahun. Maka konsumsi kita nanti ke depan di 2026 itu sudah mencapai hampir 10 juta ton LPG. Tidak bisa kita lama, kita harus segera membangun industri-industri dalam negeri,” katanya.

Selain itu, Bahlil memastikan pemerintah juga tengah menyiapkan peresmian proyek kilang minyak baru dalam waktu dekat.

"Kita akan membangun kilang minyak kita. Kita tahu bahwa 10 November besok kita akan resmikan, tapi sisanya yang lain akan berjalan. Ya, gitu ya,” jelasnya.

x|close