Ntvnews.id, Jakarta - Ambisi pemerintah untuk mencapai swasembada energi sekaligus memenuhi komitmen iklim global kembali ditegaskan melalui dukungan terhadap energi terbarukan. Sejumlah pakar menilai, arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan keseriusan dalam mendorong transisi energi bersih di Indonesia.
“Presiden Prabowo mendukung transisi energi dengan penekanan pada renewable energi tidak diragukan. Pada hari pertama beliau menjabat, dalam pidato inaugurasi sudah menyinggung soal renewable energi. Saya senang sekali,” ujar Nur Pamudji, Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, saat menjadi narasumber dalam acara Nusantara Energi Forum di NT Tower, Rabu, 20 Agustus 2025.
Menurutnya, dukungan politik dari pemerintah saat ini menjadi modal penting untuk mempercepat pembangunan energi bersih.
“Saya mewakili masyarakat energi terbarukan Indonesia merasa yakin bahwa dukungan pemerintah itu penuh, 100 persen,” tambah Nur.
Senada dengan itu, Anggita Pradipta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), menilai komitmen pemerintah semakin konkret. Salah satunya tercermin dalam Asta Cita Presiden Prabowo yang menempatkan energi terbarukan sebagai tulang punggung sistem energi nasional.
“Ke depan, kita akan meningkatkan angka bauran energi. Belum lama ini juga diterbitkan RUU PTL, dan sampai 2034 pemerintah sudah mengamankan komitmen 17 gigawatt energi surya, angka terbesar dibandingkan sumber energi terbarukan lain,” ujar Anggita.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa mayoritas target tersebut masih terfokus pada skala utility. Artinya, perlu upaya lebih lanjut untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dan sektor swasta agar pemanfaatan energi surya dapat lebih merata, baik di tingkat industri maupun rumah tangga.
Pakar energi menilai, keseriusan pemerintah tidak hanya diuji pada level regulasi, melainkan juga pada implementasi. Indonesia, yang telah meratifikasi Perjanjian Paris, dituntut mempercepat pengurangan emisi karbon sekaligus menjaga ketahanan energi nasional.
“Komitmen politik sudah ada, tapi tantangan kita ada pada realisasi di lapangan. Infrastruktur, pembiayaan, dan insentif bagi investor energi terbarukan masih harus diperkuat,” ujar Nur.
Dengan cadangan energi surya yang melimpah serta dukungan teknologi yang semakin terjangkau, para pakar optimistis Indonesia bisa mempercepat transisi energi. Namun, langkah konsisten dan terukur dari pemerintah akan menentukan apakah ambisi swasembada energi sekaligus target iklim benar-benar dapat tercapai.