Ketidakpuasan terhadap ukuran penis dapat memicu depresi dan kecemasan. Persepsi yang salah tentang ukuran penis yang dianggap normal sering menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental bagi pria, memengaruhi kehidupan seksual dan kondisi mental mereka.
Temuan ini dihasilkan dari riset yang dipublikasikan pada tahun 2024 dalam jurnal The Aging Male. Studi yang melibatkan 75 pria yang mengunjungi klinik andrologi ini menunjukkan bahwa semakin negatif persepsi pria tentang ukuran penisnya, semakin tinggi pula tingkat depresi dan kecemasan yang dialami.
Ketidakpuasan ukuran penis bisa berkembang menjadi obsesi "kekurangan" fisik. Penelitian pada tahun 2020 dalam The Journal of Sexual Medicine menunjukkan bahwa ketidakpuasan ini tidak hanya menyebabkan depresi dan kecemasan, tetapi juga dapat berkembang menjadi gangguan mental serius seperti body dysmorphic disorder (BDD).
Baca Juga: Geger Pria Ini Masukan Baterai ke Penis
BDD adalah gangguan mental di mana seseorang terobsesi dengan kekurangan fisik yang mereka anggap ada. Penelitian serupa pada tahun 2016 dalam jurnal Body Image juga menemukan bahwa pria dengan BDD yang berfokus pada ukuran penis memiliki tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi, dengan 33,3 persen di antaranya mengalami depresi berat.
Kekhawatiran mengenai ukuran penis bisa menjadi sumber tekanan bagi sebagian pria, bahkan hingga menimbulkan gangguan mental. Namun, menurut studi-studi di atas, memiliki pemahaman yang realistis dan penerimaan diri dapat membantu mengatasi kekhawatiran tersebut. Dengan demikian, pria tidak perlu terjebak dalam stereotip dan ekspektasi yang tidak realistis. Jika mengalami kesulitan serupa, sebaiknya mencari bantuan profesional melalui konseling atau terapi.