Salah satu produser film dokumenter ini adalah Christine Hakim, aktris senior dengan sederet panjang penghargaan nasional dan internasional, yang bersama Tonny Trimarsanto merilis film Serambi di Cannes Film Festival pada tahun 2006, sebuah film yang juga diinspirasi oleh kisah hidup penyintas bencana tsunami di Aceh.
Selain itu kedua nama besar ini, Fauzan Zidni, Rama Adi dan Tia Sukma Sari bertindak sebagai produser, dan Tussy Hapsary sebagai produser eksekutif.
“Istilah ‘smong’, yang dalam bahasa asli Simeuleu berarti tsunami atau bencana, berakar dari pengetahuan lokal dan memainkan peran penting dalam menyelamatkan ribuan nyawa ketika tsunami terjadi di 2004. Ini menunjukkan betapa berharganya kearifan lokal dalam kesiapsiagaan bencana, dan wawasan budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi ini sangat perlu diintegrasikan ke dalam edukasi publik secara nasional', ujar sutradara Tonny Trimarsanto.
Pasca bencana, ketahanan dan semangat kebersamaan masyarakat Aceh telah mendorong revitalisasi ekonomi dan budaya lokal mereka yang terlihat setelah dua dekade sejak bencana.
Nuansa ini yang ingin disampaikan melalui cerita di dalam SMONG Aceh, agar masyarakat terutama generasi muda di kawasan Indonesia yang rawan gempa dan tsunami memiliki pemahaman untuk membangun kesiapsiagaan.
“Setelah tampil di JaFF 2024, kami berharap dapat mempersembahkan film dokumenter ini kepada berbagai instansi, komunitas dan universitas untuk melakukan pemutaran film di jejaring mereka sebagai upaya edukasi dan sosialisasi terutama di daerah rawan gempa dan tsunami”, ujar Christine Hakim sebagai salah satu produser SMONG Aceh.
“Harapannya, film ini dapat mengguga empati penonton, dan mengubah tragedi menjadi narasi harapan dan kekuatan dalam rangka memperingati 20 tahun tsunami Aceh yang jatuh di 26 Desember 2024 ini,” imbuhnya.