Dalam hal perbedaan ras, orang kulit putih mencatatkan mayoritas kasus, yaitu 84 persen, diikuti oleh Indian Amerika/Penduduk Asli Alaska (AI/AN) sebesar 9 persen, Hispanik atau Latino sebesar 5 persen, Kulit Hitam atau Afrika-Amerika sebesar 2 persen, dan Asia atau Penduduk Kepulauan Pasifik sebesar 1 persen.
Peningkatan kasus belakangan ini bisa disebabkan oleh lebih banyak orang yang terinfeksi atau adanya peningkatan kemampuan sistem layanan kesehatan dalam mengidentifikasi dan mendiagnosis penyakit ini.
Untuk menurunkan jumlah kasus, CDC mendorong peningkatan kesadaran di kalangan penyedia layanan kesehatan, khususnya mereka yang bekerja dengan komunitas suku, guna memastikan diagnosis dan pengobatan tularemia dilakukan secara cepat dan tepat.
(Sumber: Antara)