Ntvnews.id, Jakarta - Lonjakan kasus infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) di beberapa negara, khususnya China, telah menimbulkan kekhawatiran global mengenai potensi pandemi baru.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 7 Januari 2025, HMPV adalah virus pernapasan yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan umumnya menyebabkan gejala mirip flu biasa, seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat.
Namun, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, anak-anak, dan lansia, infeksi ini dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, seperti bronkiolitis atau pneumonia.
Baca Juga: Menkes Sebut HMPV Sudah Ada di Indonesia
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa kasus Human Metapneumovirus (HMPV) di China mengalami peningkatan signifikan, terutama di wilayah utara. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (China CDC) mencatat lonjakan kasus infeksi pernapasan pada minggu 16 hingga 22 Desember 2024.
HMPV ditemukan pada 6,2% dari tes positif penyakit pernapasan dan menjadi penyebab 5,4% dari rawat inap terkait penyakit pernapasan di negara tersebut. Angka ini melampaui infeksi yang disebabkan oleh COVID-19, rhinovirus, atau adenovirus.
Tidak hanya di China, negara lain seperti Malaysia dan India juga melaporkan peningkatan kasus HMPV. Malaysia mencatat 327 kasus HMPV sepanjang tahun 2024, meningkat 45% dibandingkan 225 kasus pada tahun sebelumnya.
Di India, laporan menunjukkan dua bayi dinyatakan positif HMPV, menyusul kekhawatiran global yang dipicu oleh lonjakan kasus di China.
Baca Juga: Anak-anak dan Lansia Rentan Terinfeksi HMPV, Apa Sebabnya?
Apakah HMPV Berpotensi Menjadi Pandemi?
Meskipun lonjakan kasus HMPV memicu kekhawatiran, para ahli menilai virus ini tidak memiliki potensi untuk menyebabkan pandemi global seperti COVID-19. HMPV bukanlah virus baru. Sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, virus ini telah dikenal sebagai penyebab umum infeksi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak.
Sebagian besar populasi dunia sudah terpapar virus ini sebelumnya, sehingga memiliki kekebalan parsial yang dapat membantu mengurangi dampak penyebarannya.
Selain itu, HMPV cenderung memiliki pola penyebaran musiman, dengan peningkatan kasus yang biasanya terjadi pada musim dingin dan awal musim semi.
Penularannya serupa dengan virus pernapasan lainnya, yaitu melalui droplet atau percikan air liur dari individu yang terinfeksi. Meskipun saat ini belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV.
Langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker, dan menjaga jarak fisik tetap efektif untuk mengurangi risiko penularan virus ini.
Baca Juga: Ini Gejala dan Penanganan Infeksi HMPV pada Anak-anak dan Lansia
Langkah-Langkah Pencegahan dan Kewaspadaan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama otoritas kesehatan di berbagai negara terus memantau perkembangan kasus HMPV dengan cermat. Masyarakat diimbau untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan guna mencegah penyebaran virus ini.
Perlu diingat bahwa meskipun HMPV biasanya menimbulkan gejala mirip flu biasa, individu dengan kondisi kesehatan tertentu, anak-anak, dan lansia harus lebih berhati-hati.
Jika mengalami gejala pernapasan yang berat atau berkepanjangan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Lonjakan kasus HMPV di beberapa negara, termasuk China, Malaysia, dan India, memang perlu diwaspadai.
Namun, berdasarkan informasi yang ada, HMPV tidak menunjukkan potensi untuk menyebabkan pandemi global seperti COVID-19. Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan kesadaran masyarakat, risiko penyebaran virus ini dapat diminimalkan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai HMPV dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil, masyarakat disarankan untuk mengikuti perkembangan dari Kemenkes atau sejenisnya.