Sebelumnya pada Selasa, Benjamin Netanyahu mengunggah video berbahasa Inggris di X yang mendorong warga Lebanon untuk "membebaskan diri mereka dari Hizbullah" atau memasuki "jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti di Gaza."
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak menjawab langsung pertanyaan terkait apakah ancaman tersebut termasuk terorisme.
Israel mulai melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dengan alasan menargetkan Hizbullah sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.323 orang dan melukai hampir 3.700 orang. Israel memulai invasi darat ke negara kecil di Mediterania itu minggu lalu.