Penyelidikan menunjukkan bahwa aksi tersebut dilatarbelakangi oleh rasa cemburu suaminya setelah melihat istrinya berbicara dengan pria lain lewat telepon. Teror harian ini ia lakukan sebagai bentuk hukuman.
Di Jepang, tindakan meneror dengan panggilan telepon merupakan pelanggaran hukum yang dapat dijatuhi hukuman penjara hingga satu tahun atau denda maksimal 1 juta yen. Akibat perbuatannya, polisi menangkap suami tersebut pada 4 September 2024.