“Kami berharap kolaborasi ini dapat memperkuat sinergi dalam value chain Astra Group demi mendukung terciptanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Proyek ini juga diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mencapai target netral karbon untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Presiden Direktur IGP, Ronny Kusgianta.
Melalui inisiatif ini, EPN dan IGP berharap dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi positif dengan tujuan pengurangan emisi karbon di area operasional industri proses maupun manufaktur. Selain itu, keberadaan PLTS Atap ini juga diharapkan mampu menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk beralih ke energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.
Sekilas Tentang PT Energia Prima Nusantara
Berdiri pada tanggal 28 Februari 2014. Pada awalnya Perseroan memiliki pasokan energi listrik yang terintegrasi dengan bisnis di sektor batu bara dan infrastruktur pendukung, dimana Perseroan memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik mulut tambang PAMA-1 dengan kapasitas 2×15 MW yang terletak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Pembangkit listrik tersebut menjadi penyuplai listrik Mining Cluster Improvement Program (MCIP) Grup PAMA dengan skema Wilayah Usaha Ketenagalistrikan (“WUK”). Tahun 2018, new stream business beralih ke sektor Energi Terbarukan, mulai dari penyediaan PLTS Atap secara sistematik dengan total instalasi sebesar 17 MWp dan progress instalasi sebear 17 MWp, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) baik yang dikembangkan sendiri oleh EPN melalui PT Uway Energi Perdana untuk Proyek PLTM Besai Kemu 7 MW ataupun melalui entitas anak usahanya, PT Arkora Hydro Tbk, serta pembangunan jaringan transmisi distribusi yang dikembangkan oleh PT Bina Pertiwi Energi yang juga sebagai salah satu entitas usaha di bawah EPN.
Selain itu, EPN juga merampungkan akuisisi new business yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geothermal Project PT Supreme Energy Rantau Dedap di Sumatera Selatan dengan kapasitas 91,2 MW.
ESG PT Energia Prima Nusantara