Menurut Hanta, sebelum dilakukan pembobotan, hasil simulasi menunjukkan bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 52,7 persen, Pramono Anung-Rano Karno 35,4 persen, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana 3,7 persen, dan responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 8,1 persen.
Baca Juga: Survei Poltracking: RK-Suswono 51,6%, Pramono-Rano 36,4%, Dharma-Kun 3,9%
Proses pembobotan dilakukan untuk memastikan keseimbangan antara populasi dan sampel.
"Ada proses pembobotan yang kita rilis setelah di bobot, selalu, saya kira itu lumrah dilakukan di berbagai macam lembaga survei, dan itu dibenarkan, justru itu harus dilakukan membuat dia proporsional," ungkap Hanta.
Setelah pembobotan, Poltracking merilis hasil akhir dengan angka: RK-Suswono 51,6 persen, Dharma-Kun 3,9 persen, Pramono-Rano 30,4 persen, dan responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 8,1 persen.
"Proses tadi setelah saya ceritakan alur A sampai Z kita ketemu data ini kemudian dibobotkan oleh teman teman, tim statistik dan peneliti, dan inilah yang kami rilis elektabilitas ini," tambah Hanta.
"Kami bukan konsultan di Jakarta. Enggak ada urusan bagi Poltracking siapa pemenang di Jakarta. Kami hanya ingin menyampaikan data ini apa adanya," tutup Hanta Yuda.