Langkah ini dinilai sebagai cara untuk meningkatkan daya tarik dan elektabilitas paslon. Namun juga memunculkan tanda tanya besar, apakah strategi ini efektif dan berdampak terhadap paslon?
"Ya, untuk beberapa wilayah itu memang sebagai sebuah uji coba, dimana mereka akan mendapatkan suara dan ingin meraih kemenangan di titik-titik tersebut," imbuhnya.
Misalkan, Jawa Tengah, lanjut Nachrudin, merupakan lumbung suara terbesar. Menurutnya, ini akan menjadi pertaruhan bagi penguasa, presiden atau partai yang saat ini sedang memimpin.
"Bagaimana dia bisa mengonsolidasikan wilayah-wilayah yang dianggap seksi, yang dianggap punya pemilih banyak," ucapnya.
Dia menambahkan, untuk daerah atau wilayah yang "gemuk" secara pemilih, hal ini kemungkinan akan berdampak pada electoral di 2029.
"Paling tidak akan dijaga dulu konstituennya, bagaimana dia mendapatkan pemimpian yang berasal dari lingkungan atau koalisinya," tukas Nachrudin.