Guru Gembul Sebut Jayabaya Tak Pernah Menulis Ramalan: Tidak Meninggalkan Catatan Apapun

NTVNews - 27 Mei 2024, 11:10
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Guru Gembul Guru Gembul (Tangkapan Layar: Instagram)

“Itu jauh banget loh, tapi ya begitu orang-orang di zaman dahulu, mereka memang mengaitkan orang-orang besar untuk menulis karya sastra,” ungkapnya.

Jayabaya <b>(Istimewas)</b> Jayabaya (Istimewas)

Guru Gembul juga mengatakan bahwa dulu di Jawa kegiatan menulis adalah hal yang sakral dan tidak semua orang bisa melakukannya. “Sehingga untuk menulis seseorang harus bikin selamatan, bahkan harus numbalin kepala kerbau gitu untuk menulis prasasti,” ucapnya.

Setelah memasuki zaman Islam, para pendakwah Islam justru menawarkan untuk membaca dan menulis. Sehingga, pada zaman tersebut banyak orang yang mulai membuat karya tuliis. Kebiasaan ini terjadi seperti pada saat Sunan Gresik masih menyiarkan Islam. 

“Sunan Gresik, selain dia buka padepokan pencak silat, dia juga mengajar membaca dan menulis. Sejak saat itulah sastra di Jawa berkembang pesat, baru muncullah Babad Tanah Jawa,” jelasnya.

“Zaman dulu itu, orang tidak biasa menuliskan siapa penulisnya, karena mereka memang ngambil dari cerita-cerita rakyat, pernyataan dari mulut ke mulut, akhirnya banyak sekali versi,” pungkasnya.

Halaman
x|close