Beberapa anggota parlemen Peru dan pakar hukum menilai bahwa tindakan Boluarte melanggar konstitusi dan menyerukan agar ia dicopot dari jabatannya. Juan Burgos, salah satu anggota parlemen Peru, mengatakan bahwa ini bisa menjadi dasar pencopotan karena presiden seharusnya meminta izin dari Kongres.
Baca Juga: Masyarakat Dukung Petisi Pemakzulan Presiden Korea Selatan
Untuk meredakan ketegangan, Wakil Presiden Kongres Peru, Patricia Juarez, menggambarkan kontroversi ini sebagai "badai dalam segelas air," sebuah idiom yang menunjukkan reaksi berlebihan terhadap masalah yang dianggap tidak signifikan.
Boluarte telah menjadi pusat kontroversi selama beberapa bulan, termasuk tuduhan menerima suap berupa jam tangan mewah Rolex.
Ia juga dianggap bertanggung jawab atas kematian lebih dari 50 demonstran yang tewas dalam penindakan terhadap unjuk rasa yang menuntut pengunduran dirinya serta pemilu baru pada 2022.
Boluarte tidak memiliki partai di Kongres Peru, dan tingkat ketidakpuasan publik terhadapnya mencapai hampir 95 persen. Masa jabatannya diperkirakan akan berakhir pada Juli 2026.