Selain itu, dokumen lain mencakup 288 benda bersejarah dari Perang Puputan Badung dan Tabanan serta 84 artefak seperti Arca Bhairava, Nandi, Ganesha, dan Brahma.
Sebagai bagian dari perwujudan MoU antara Indonesia dan Belanda, sebanyak 204 objek bersejarah dan tambahan 68 artefak dari Museum Rotterdam resmi diserahkan. Menurut Fadli Zon, penyerahan ini mempertegas komitmen Indonesia dalam melestarikan sejarah bersama dan identitas budaya yang terkandung dalam koleksi tersebut.
Dengan tambahan ini, total benda warisan budaya yang telah direpatriasi dari Belanda mencapai 828 koleksi.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon (Menbud)
Menteri Fadli Zon menjelaskan bahwa Kementerian Kebudayaan yang baru dibentuk memiliki prioritas utama untuk melestarikan serta mempromosikan keberagaman budaya Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga kekayaan budaya bangsa. Kedua pihak juga menyampaikan apresiasi terhadap Nota Kesepahaman yang telah mendorong berbagai inisiatif bersama di bidang pendidikan, pelestarian, dan pertukaran kebudayaan.
“Ke depan, kita berharap dapat memperdalam kerja sama dengan Belanda dan negara-negara lain di bidang repatriasi. Untuk itu, saya mengusulkan pembentukan satuan tugas bersama yang akan mengawasi upaya repatriasi, termasuk pelestarian artefak, penelitian asal-usul, logistik, pameran, dan pengelolaan etis warisan budaya,” ungkap Fadli Zon.
Fadli Zon menegaskan bahwa momen ini menandai semakin kuatnya kemitraan budaya antara Indonesia dan Belanda. Langkah ini juga mencerminkan komitmen kedua negara dalam melindungi dan mengembalikan warisan bersama sebagai bagian dari keadilan budaya yang signifikan dalam hubungan bilateral.
Dengan kembalinya benda-benda bersejarah ke Tanah Air, Fadli menekankan pentingnya tanggung jawab bersama untuk menjaga warisan tersebut. Ia berharap koleksi ini dapat menjadi sumber inspirasi dan edukasi bagi generasi penerus. Benda-benda ini bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga simbol identitas dan ketahanan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan era modern.