Sikap Prabowo, Megawati, dan SBY Saat Ada Kader Partai Tersangka Korupsi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Feb 2025, 15:20
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Kasus hukum yang menjerat kader partai kerap menjadi ujian bagi ketua umum, terutama yang pernah menjabat sebagai presiden. Mereka harus menyeimbangkan antara menjaga citra partai dan menghormati proses hukum. Sikap yang diambil pun beragam, dari mendukung kader hingga mengambil tindakan tegas.

Misalnya, Susilo Bambang Yudhoyono meminta Anas Urbaningrum fokus pada proses hukum saat menjadi tersangka. Sementara itu, Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kepala daerah PDIP menunda retret pasca-penahanan Hasto Kristiyanto. Respons mereka mencerminkan dinamika politik di Indonesia.

Tanggapan Megawati saat Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka Korupsi

Presidem Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat memasuki kawasan Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (12/2/2025) <b>((Antara))</b> Presidem Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat memasuki kawasan Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (12/2/2025) ((Antara))

Setelah penahanan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, oleh KPK pada 20 Februari 2025, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala daerah dari partainya untuk menunda partisipasi dalam retret yang dijadwalkan berlangsung di Akademi Militer, Magelang, pada 21-28 Februari 2025.

Instruksi tersebut disampaikan melalui surat bernomor 7295/IN/DPP/II/2025 yang diterbitkan pada 20 Februari 2025 malam. Dalam surat tersebut, Megawati meminta para kepala daerah untuk menunda keberangkatan mereka ke Magelang dan tetap berada di daerah masing-masing sambil menunggu arahan lebih lanjut.

Tanggapan Prabowo saat Edhy Jadi Tersangka Korupsi

Presiden Prabowo Subianto <b>(Instagram)</b> Presiden Prabowo Subianto (Instagram)

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak dapat menyembunyikan kemarahannya terhadap Edhy Prabowo, seorang kader yang sekaligus menjadi orang kepercayaannya. Edhy terjerat kasus korupsi saat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Ungkapan kekecewaan Prabowo ini disampaikan oleh adiknya, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah konferensi pers yang awalnya dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa perusahaannya tidak menerima izin ekspor dari Edhy.

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, ia merasa dikhianati. I picked him up from the gutter, and this is what he does to me, (saya memungutnya dari selokan, dan sekarang ini yang dia (Edhy Prabowo) lakukan kepada saya),” ujar Hashim.


Tanggapan SBY saat Anas Urbaningrum Jadi Tersangka Korupsi

SBY <b>(Instagram @presidenyudhoyonoalbum)</b> SBY (Instagram @presidenyudhoyonoalbum)

Pada tahun 2013, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan beberapa pernyataan terkait hal tersebut.

Pada 4 Februari 2013, saat kunjungan kerja di Jeddah, SBY menyampaikan pesan kepada KPK, "Kalau salah katakan salah, kalau tidak salah tolong jelaskan kenapa tidak salah." Pernyataan ini dianggap sebagai sinyal politik kepada KPK untuk segera memproses kasus Anas Urbaningrum.

Setelah penetapan Anas sebagai tersangka pada 22 Februari 2013, SBY mengimbau Anas untuk fokus pada proses hukum yang dihadapinya dan tidak membawa permasalahan hukum tersebut ke ranah politik. SBY menegaskan bahwa proses hukum harus dihormati dan dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku.

x|close