Ntvnews.id, Manila - Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan kesiapannya menghadapi kemungkinan penangkapan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), yang dilaporkan tengah mempertimbangkan penerbitan surat perintah penangkapan terhadapnya.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 11 Maret 2025, menyebut hal ini terkait dengan kebijakan "perang melawan narkoba" yang berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan ribuan kematian. Pernyataan tersebut disampaikan Duterte saat mengunjungi Hong Kong pekan ini.
Kebijakan keras "perang melawan narkoba" menjadi faktor utama yang mengantarkan Duterte ke kursi kepresidenan pada 2016. Sebagai mantan Wali Kota yang dikenal tegas dan berkomitmen memberantas kejahatan, ia berjanji kepada masyarakat Filipina untuk menindak tegas para pengedar narkoba, termasuk dengan tindakan ekstrem berupa eksekusi terhadap ribuan orang yang diduga terlibat dalam peredaran narkotika.
Baca Juga: Amerika Serikat Kerahkan Rudalnya ke Filipina, China Geram
Sementara itu, Kantor Presiden Ferdinand Marcos Jr menyatakan belum menerima komunikasi resmi dari Interpol terkait kemungkinan penangkapan Duterte. Namun, pihaknya menyatakan kesiapan untuk mematuhi hukum jika ada perintah resmi.
"Penegak hukum kami akan menjalankan tugas mereka sesuai ketentuan hukum, termasuk jika ada permintaan dari Interpol terkait surat perintah penangkapan," ujar Wakil Sekretaris Komunikasi Kepresidenan Filipina, Claire Castro, kepada wartawan.
Tidak diketahui berapa lama Duterte akan berada di Hong Kong, yang merupakan wilayah administrasi khusus China dan bukan anggota ICC.
Duterte sendiri hadir di Hong Kong untuk menyampaikan pidato dalam sebuah kampanye yang dihadiri ribuan pekerja migran Filipina. Kehadirannya bertujuan meningkatkan dukungan bagi pencalonannya sebagai senator dalam pemilu sela yang akan datang.
Dalam pidatonya, Duterte menegaskan bahwa jika surat perintah penangkapan benar-benar diterbitkan, ia siap menerimanya.
Baca Juga: Kesulitan Kendalikan Harga Beras, Filipina Umumkan Darurat Ketahanan Pangan
"Mengapa saya melakukannya? Untuk diri saya sendiri? Untuk keluarga saya? Untuk Anda dan anak-anak Anda? Untuk negara kita," ujarnya, seolah membenarkan kebijakan keras yang diambilnya selama masa kepresidenannya.
"Jika ini memang jalan hidup saya, tidak masalah. Saya siap ditangkap dan dipenjara," tambahnya.
Ia pun mempertanyakan kesalahannya dalam menjalankan tugas sebagai presiden.
"Apa dosa saya? Saya telah melakukan segalanya demi perdamaian dan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Filipina," ucapnya, yang disambut sorakan dari para pekerja Filipina yang menghadiri acara di Stadion Southorn, Hong Kong.
Menurut saksi mata Reuters, satuan kepolisian elite Hong Kong yang bertugas mengamankan tamu penting (VIP) terlihat berjaga di sekitar hotel tempat Duterte menginap.
Sementara itu, juru bicara Kantor Komisioner Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong menyatakan bahwa mereka mengetahui kunjungan Duterte, dan acara yang digelar telah memperoleh persetujuan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Hong Kong.
Di sisi lain, Kantor Kepresidenan Filipina membantah spekulasi bahwa kunjungan Duterte ke Hong Kong merupakan upaya untuk menghindari hukum. Pemerintah Filipina mengimbau para pendukungnya untuk menghormati proses hukum yang tengah berlangsung.