Ntvnews.id, Jakarta - Dalam upaya penggalangan Friends of Indonesia di Sri Lanka, khususnya peningkatan aspek spiritualisme-sosial kemasyarakatan pada bulan Ramadhan 1446 H, serta dalam peningkatan hubungan people-to-people antara Indonesia dan Sri Lanka, pada tanggal 9 Maret 2025, KBRI Colombo telah menyelenggarakan acara buka puasa bersama dengan masyarakat muslim di Masjid Indonesia Memorial, Maskeliya, Sri Lanka, tidak jauh dari tempat terjadinya tragedi kecelakaan pesawat Martin Air 138 dari Belanda yang disewa oleh Garuda Indonesia guna mengangkut jemaah haji Indonesia.
Kecelakaan tersebut terjadi tanggal 4 Desember 1974 ketika pesawat menabrak gunung di kawasan Seven Virgin Hills, Central Province Sri Lanka, dan menewaskan seluruh penumpang (182 orang) dan awak pesawat (9 orang).
Baca Juga: Bertemu Dubes Bahrain, Dito Ariotedjo Ungkap Siap Jadi Tuan Rumah yang Baik
Setelah kejadian tersebut, Pemerintah Indonesia membangun Monumen di kaki gunung tersebut, tempat sebagian besar bagian tubuh para korban ditemukan. Tempat ini sekaligus merupakan kuburan massal para jemaah mengingat kondisi jenazah tak memungkinkan untuk dibawa pulang ke Indonesia. Hanya ada sebagian potongan jenazah yang kemudian dipulangkan dan dikubur dalam perkuburan massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.
Sepanjang sejarah penerbangan haji Indonesia, terjadi dua kecelakaan pesawat di Sri Lanka. Kecelakaan pertama terjadi pada Pesawat Martinair 138 yang berangkat dari embarkasi Surabaya ketika akan transit di bandara Katunayake, dalam perjalanan menuju Jeddah tepatnya di perbukitan Seven Virgin Hills dekat Puncak Adam (Adam’s Peak) sekitar 70,8 kilometer dari bandara pada ketinggian 1.841 meter di atas permukaan laut.
Dewi Gustina Tobing Duta Besar LBBP RI untuk Sri Lanka dan Maladewa. (Dok.Ntvnews.id)
Seluruh 191 penumpang meninggal, termasuk 9 kru pesawat. Kecelakaan kedua pesawat carter haji di Sri Lanka terjadi pada pesawat Icelandic Loftleider LL001 pada 15 November 1978 sekitar 2 km dari bandara Katunayake, dalam perjalanan menuju Surabaya. Sebanyak 183 dari 262 penumpang meninggal, termasuk kru pesawat.
Duta Besar RI untuk Sri Lanka merangkap Maladewa, Dewi Gustina Tobing dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pengurus dan masyarakat di Masjid Indonesia Memorial Maskeliya yang terus membantu KBRI Colombo dalam merawat dan menjaga makam yang sekaligus monumen tersebut.
Dubes Dewi juga mengajak untuk selalu menjunjung tinggi toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan beragama serta menjaga kesehatan selama ibadah Ramadhan.
Kehadiran Duta Besar Dewi Gustina Tobing dalam acara Iftar Ramadan yang dihadiri 100 orang tersebut menegaskan pentingnya menghormati dan memberikan penghormatan kepada para korban dari tragedi yang memilukan ini. Tindakan solidaritas dan penghormatan seperti ini tidak hanya memperkuat hubungan kedua negara tetapi juga merupakan penghormatan yang pantas bagi para korban yang telah wafat dalam menunaikan ibadah Haji.