Ntvnews.id, Gaza - Hari raya Idulfitri, yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia, terasa begitu berbeda bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
Dengan persediaan makanan yang semakin menipis dan bayang-bayang perang yang belum juga usai, perayaan tahun ini berlangsung dalam suasana duka dan keprihatinan.
Melansir dari APNews, di berbagai penjuru Gaza, banyak warga terpaksa menggelar shalat Id di luar masjid-masjid yang telah hancur akibat konflik yang terus berlanjut.
Potret Warga Gaza sholat Idulfitri (APNews)
Idulfitri yang seharusnya dipenuhi dengan kebersamaan keluarga, sajian lezat, serta pakaian baru untuk anak-anak, kini berubah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza.
"Ini adalah Idul Fitri yang penuh kesedihan," ujar Adel al-Shaer, seorang warga Gaza yang ikut melaksanakan shalat di pusat kota Deir al-Balah. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengenang kehilangan besar yang dialami keluarganya.
“Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami. Kami kehilangan siswa-siswa kami, sekolah-sekolah kami, dan lembaga-lembaga kami. Kami kehilangan segalanya," sambungnya.
Potret Warga Gaza sholat Idulfitri (APNews)
Perang yang masih berkecamuk telah merenggut nyawa banyak warga Palestina. Adel al-Shaer mengungkapkan bahwa 20 anggota keluarganya tewas dalam serangan terbaru, termasuk empat keponakannya yang masih muda. Tangisnya pecah saat menceritakan kesedihan yang mendalam akibat kehilangan mereka.
Situasi semakin sulit dengan ditutupnya akses bantuan kemanusiaan. Israel memperketat blokade, menghalangi masuknya bahan makanan, bahan bakar, dan bantuan penting lainnya selama lebih dari empat minggu terakhir. Akibatnya, kelaparan mengancam jutaan orang yang masih bertahan di tengah reruntuhan kota mereka.
Potret Warga Gaza sholat Idulfitri (APnews)
Negara-negara mediator, termasuk Mesir dan Qatar, terus berupaya mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik ini. Hamas telah menerima proposal baru dari kedua negara tersebut, meskipun detailnya belum diungkap ke publik. Sementara itu, Israel juga mengajukan usulannya sendiri dengan dukungan Amerika Serikat sebagai mediator utama.
Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian kapan perang ini akan berakhir. Sementara proses negosiasi terus berlangsung, warga Gaza harus menghadapi kenyataan pahit, Idulfitri yang dipenuhi dengan duka, kehilangan, dan ketidakpastian.