Ntvnews.id
"Target kita pergerakan dari Bodetabek ke Jakarta itu maksimum 1,5 jam," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 15 April 2025.
Syafrin menjelaskan bahwa penetapan target tersebut merupakan bagian dari survei yang dilakukan pada hari ini, mulai pukul 08.30 hingga 11.30 WIB.
Survei ini juga mencakup penentuan jenis armada yang akan digunakan, apakah berjenis lantai tinggi (high deck) untuk jalur BRT, atau lantai rendah (lower deck) untuk jalur non-BRT, sesuai dengan platform halte yang akan dilewati.
Baca juga: Asyik! Bus Transjabodetabek Blok M–Alam Sutera Beroperasi Akhir April
Dia menambahkan, pengadaan rute Transjabodetabek ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan transportasi yang lebih efisien.
Pihaknya juga berencana untuk menyesuaikan jumlah halte atau titik pemberhentian potensial di kawasan Alam Sutera setelah survei selesai dilakukan.
"Sementara di kawasan Alam Sutera ada sekitar 17 titik yang nantinya akan jadi titik pemberhentian. Kemungkinan bisa bertambah atau bisa berkurang menyesuaikan dengan kebutuhan," ujarnya.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menggelar uji coba rute Transjabodetabek yang menghubungkan Terminal Blok M, Jakarta Selatan, hingga kawasan Alam Sutera, Tangerang. Jalur ini dirancang melintasi sejumlah titik strategis seperti Jalan Sisingamangaraja, Sudirman, Semanggi, Gatot Subroto, hingga Tol Merak sebelum tiba di tujuan akhir.
Masih dalam tahap survei, Dishub bersama Transjakarta juga tengah mengkaji skema tarif yang akan diberlakukan. Dua opsi disiapkan: layanan reguler BRT seharga Rp3.500 dan layanan premium Royaltrans dengan tarif berkisar Rp20.000 hingga Rp35.000.
Uji coba ini turut melibatkan berbagai pihak, mulai dari Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza, Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta Daud Joseph, hingga pakar tata kota Universitas Trisakti seperti Nirwono Yoga, Yayat Supriatna, dan Trubus Rahadiansyah.
(Sumber: Antara)